Senin, 21 Januari 2008

IKUTLAH AKU

Hari Minggu Biasa III, 27 Januari 2008
Pendalaman Kitab Suci Vol 23, No.1, Januari-Februari 2008


K
etaatan dalam dunia kita sekarang ini mungkin sesuatu yang selalu dituntut dan banyak didengung-dengungkan di berbagai bidang kehidupan. Ironisnya, begitu sulit kita menemukan orang yang benar-benar taat dalam hidupnya. Hal paling nyata dapat dilihat di jalan-jalan di berbagai tempat di negeri ini, Berapa banyak pengendara dan pejalan kaki yang taat pada aturan berlalu lintas yang ada?

Kita mungkin dapat sedikit disejukkan dengan adanya orang-orang secara khusus mengucapkan janji, misalnya untuk hidup membiara. Betapa tidak, di tengah-tengah sulitnya menemukan sikap taat dalam kehidupan harian, masih ada orang yang dengan kesadaran sendiri mengucapkan janji-janji untuk taat. Namun demikian, ketaatan tersebut masih mesti dibuktikan dalam praktik hidup selanjutnya. Dan, hal ini berlaku juga bagi kita semua yang mengaku diri sebagai orang Kristen. Sikap taat yang dicontohkan oleh Yesus akan kita temukan dalam bacaan hari ini. Bersamaan dengan itu, juga akan mengetahui sikap apakah yang Ia tuntut dari kita, para pengikut-Nya.

Matius 4:12-23

12 Tetapi waktu Yesus mendengar, bahwa Yohanes telah ditangkap, menyingkirlah Ia ke Galilea.

13 Ia meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum, di tepi danau, di daerah Zebulon dan Naftali,

14 supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya:

15 "Tanah Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain, —

16 bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang."

17 Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!"

18 Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan.

19 Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."

20 Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.

21 Dan setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka

22 dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia.

23 Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu.

Struktur Teks

Perikop ini dapat dibagi ke dalam dua bagian besar. Bagian pertama adalah ay. 12-17 yang masih dibagi lagi ke dalam tiga bagian. Ay. 12 merupakan peralihan dari bagian sebelumnya sekaligus mempersiapkan kisah yang akan muncul. Ay. 17 adalah pernyataan ini, merupakan kata-kata pewartaan Yeus yang pertama kali. Ay. 13-16 adalah dasar bagi pewartaan Yesus dalam ay.17
Sementara itu, ayat 18-23 adalah kisah panggilan empat murid yang pertama. Kisah ini sendiri terbagi dalam tiga bagian. Ay. 18-20 adalah panggilan Simon dan Andreas, yang sejajar dengan ay. 21-22 yakni panggilan Yakobus dan Yohanes, anak Zebedeus.

Ulasan Teks

Galilea, tempat pewartaan Yesus yang pertama.

Penangkapan Yohanes menyebabkan Yesus pergi ke Galilea. Penggunaan kata “ditangkap” di sini memiliki maksud tertentu. Kelak Yesus juga akan mengalami penangkapan. Perginya Yesus bukan karena keinginan-Nya sendiri. Yesus pergi ke Galilea karena suatu alasan yang sangat penting. Begitulah rencana ilahi, bahwa Ia harus berkarya di ”Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain”. Kepindahan Yesus ke Kapernaum pun demikian. Tidak ada alasan pribadi Yesus untuk pindah dari Galilea dan menetap di Kapernaum. Semuanya terjadi karena demikianlah rencana ilahi.

Istilah ”Galilea wilayah bangsa-bangsa lain”, yang merupakan kesimpulan atas empat tempat sebelumnya, adalah sesuatu yang sangat penting bagi Matius. Dengan pernyataan itu, Matius tidak bermaksud menunjuk pada Galilea yang penduduknya adalah bangsa-bangsa lain (non Yahudi) atau bahwa Yesus melaksanakan karya pelayanan-Nya bagi bangsa-bangsa lain itu. Bagi Matius, sangat jelas bahwa Yesus adalah Mesisas bagi Israel. Ia mengajar di sinagoga-sinagoga dan melarang murid-murid-Nyan bekerja di luar Israel (10:5). Dengan kutipan ini, Matius hanya mau menyampaikan bahwa dengan kedatangan Yesus, telah dimulai suatu tahap dalam sejarah keselamatan, yaitu keselamatan bagi bangsa-bangsa lain.Kelak di Galilea, Tuhan yang telah bangkit menyuruh murid-murid-Nya untuk menjadikan semua bangsa menjadi murid-murid-Nya (20:16-20). Dalam perspektif masa depan itulah Yesus memulai pewartaan-Nya dalam ay.17.

Sejak itu Yesus mulai dengan perwartaan-Nya tentang Kerajaan Surga. Ia mengambil alih pewartaan Yohanes Pembaptis dalam 3:2 . Bagi Matius, Kerajaan Surga adalah sesuatu yang masih akan datang (hanya dalam 11:12 dan 12:28 pembaca mendapat informasi bahwa Kerajaan Surga sudah mulai pada saat ini). Saat datangnya Kerajaan Surga itu adalah saat kebenaran, yaitu ketia Allah menyatakan diri-Nya pada hari pengkahiman. Lalu mengapa Kerajaan Surga dan nbukan injil? Alasannya adalah untuk memperkenalkan bahwa pewartaan Yohanes Pembaptis dan pewartaan Yesus sangat dekat hubungannya. Selain itu, injil bagi Matius tak lain adalah pewartaan Yesus tentang Kerajaan Surga itu sendiri dan tak dapat dipisahkan darinya. Karena itu, seruan ”bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat” (ay. 17) adalah suatu rumusan yang memuat secara lengkap arti kepercayaan kepada injil. Pertobatan yang ditempatkan pada tempat pertama menunjuk pada pentingnya pertobatan tersebut. Pertobatan merupakan pintu masuk bagi pengajaran yang akan disampaikan oleh Yesus. Pengajaran itu adalah tentang kebenaran yang tertinggi yang akan nyata dalam hidup semua orang Kristen. Menurut rencana Allah yang benar, yang menang atas kuasa setan, mesti diwartakan datangnya Kerajaan Surga di Galilea.

Panggilan Murid dan Panggilan Elisa

Kisah panggilan keempat murid yang muncul dalam perikop ini memiliki kesejajaran dengan kisah panggilan Elisa bin Safat dalam 1 Raj. 19:19-21. Namun, ada beberapa perbedaan yang disengaja oleh Matius, untuk menegaskan panggilan menurut versinya dan juga untuk membedakan Yesus dengan Elisa.

Elia mengizinkan Elisa untuk mengucap-kan salam perpisahan kepada ayahnya, sementara dalam kisah Matius, keempat murid segera mengikuti Yesus (kedua anak Zebedeus pun tidak pamit pada ayah mereka). Matius bahkan membuat penegasan dalam 8:21-22, yaitu dalam jawaban Yesus terhadap seseorang yang ingin mengikuti-Nya, namun pertama-tama mau menguburkan ayahnya terlebih dahulu. Yesus waktu itu berkata, ”Biarlah orang mati menguburkan orang mati.” Panggilan Elia kepada Elisa adalah panggilan model Perjanjian Lama. Perjanjian Baru memiliki ciri khasnya sendiri, Sebab, Mesias menuntut lebih dari yang dituntut Elia kepada Elisa; Dia menuntuk ketaatan yang radikal.

Davies, W.D &Dale C. Allison

Matthew: A shorter Commentary, New York; T&T Clark Internasional, 2004, hal. 57-58


Panggilan para murid di tepi Danau Galilea

Kisah panggilan keempat murid Yesus yang pertama diungkapkan oleh Matius secara singkat. Dalam kisah ini, Simon sudah lansung disebut sebagai Petrus. Yesus bertemu dengan para murid pertama ini sementara mereka sedang membereskan jala mereka. Mendengar ajakan – atau lebih tepatnya panggilan – Yesus, Simon dan Andreas segera mengikuti-Nya. Yesus memangggil mereka dari pekerjaan mereka- sebagai penjala ikan- dan ingin agar mereka menjadi penjala manusia. Jala di sini adalah petunjuk bahwa yang dimaksudkan adalah kegiatan misi (bdk. 13:47).

Perlu ditekankan juga bahwa Yesuslah yang pertama melihat mereka. Inisiatif panggilan selalu berawal dari Yesus, para murid menanggapi dan mengikuti panggilan tersebut. Hal ini berbeda dengan praktik rabanik pada zaman itu, di mana muridlah yang memilih guru. Kisah panggilan keempat bersaudara ini berjalan dengan alur yang sejajar. Informasi tentang kekayaan keluarga Zebedeus (Mrk 1:16-20) di hilangkan oleh Matius karena yang ingin ditekankan olehnya adalah ketaatan radikal pada Yesus yang tampak dari kata ”segera mengikuti”.

Amanat

Perjalanan hidup Yesus menampakan penyerahan diri-Nya kepada karya dan rencana ilahi yang total. Sejak masih dalam kandungan, kehidupan Yesus begitu diwarnai dengan kepatuhan kepada kehendak Allah itu. Begitu pun yang dialami oleh Yesus di awal karya pelayanan-Nya. Kepindahannya yang berawal dari penangkapan Yohanes tidak dimengerti sebagai usaha Yesus untuk menghindari penangkapan. Malahan penangkapan ini merupakan pertanda bahwa Yesus kelak akan mengalami hal yang sama. Kepindahan Yesus merupakan suatu bentuk ketaatan dan penyerahan diri-Nya yang total pada penyelenggaraan ilahi. Yesus sekali lagi memberi teladan bagaimana memenuhi kehendak Allah secara sempurna.

Penyerahan diri yang sempurna inilah yang kelak dituntut oleh Yesus dari oerang-orang yang mau mengikuti-Nya. Kisah panggilan murid yang pertama memperlihatkan kepada kita bahwa untuk mengikuti Yesus dibutuhkan suatu ketaatan yang radikal. Bagi orang Kristen, di mana Injil Kerajaan Surga diwartakan (ay.17), di sanalah manusia dituntut untuk bersikap taat sepenuhnya. Dengan cara seperti inilah suatu komunitas umat beriman akan lahir dan bertumbuh.

Tetapi, panggilan itu tidak berlaku khusus bagi para murid saja (kelompok dua belas). Matius sering menggunakan kata ”mengikuti” baik bagi para murid, maupun orang-orang banyak. Artinya, mengikuti Yesus sebagai rasul sama sekali tak memisahkan mereka dari masyarakat.

Jika demikian, pesan bagi kita, orang Kristen zaman ini, sangatlah kuat. Pertama-tama, yang dituntut dari kita adalah suatu ketaatan yang radikal. Ketaatan radikal yang dimaksud adalah dalam hal mengikuti Yesus. Kita diminta untuk menjalani jejak-jejak yang telah ditunjukan oleh-Nya. Tuntutan bagi orang Kristen adalah menghadapi dunia ini dengan segala perjuangannya, dengan semangat yang telah diteladankan oleh Yesus kepada kita lewat contoh hidup-Nya sendiri.

Kamis, 17 Januari 2008

Menelusuri Polemik


DEUTEROKANONIKA

Wacana Biblika Vol.8 No.1 Januari-Maret 2008


Kalau orang memerhatikan Kitab Suci Katolik dan Kitab Suci Protestan, tampak ada perbedaan yang mencolok, yakni adanya kitab-kitab yang disebut Deuterokanonika. Istilah Deuterokanonika dipakai untuk menyebut tujuh kitab dan tiga tulisan tambahan yang tidak terdapat dalam daftar Kitab Suci Ibrani, tetapi terdapat dalam daftar Kitab Suci Yunani (Septuaginta), yakni : Tobit, Yudit, Barukh, 1-2 Makabe, Kebijaksanaan Salomo, Yesus bin Sirakh, Surat Nabi Yeremia (Barukh 6), tambahan pada Kitab Ester (Est. 10:4-16:24), dan tambahan pada Kitab Daniel (Dan. 13-14).

Gereja-gereja Reformasi menyebut kitab-kitab Deuterokanonika sebagai tulisan-tulisan apokrif1 dan tidak menerimanya sebagai bagian dari Kitab Suci mereka. Sedangkan Gereja Katolik dan Gereja Yunani Ortodoks menerimanya sebagi bagian dari Kitab Suci. Dalam sejarah terbentuknya kanon, kitab-kitab ini pernah disangsikan apakah termasuk dalam Kitab Suci atau tidak, sampai akhirnya Konsili Trente (1546) menetapkan dan menerimanya sebagai bagian dari Kitab Suci. Istilah Deuterokanonika (artinya kanon kedua) dikenakan pada bagian kitab-kitab yang pernah disangsikan oleh jemaat-jemaat tertentu itu, Sedangkan kitab-kitab yang tidak pernah diragukan kedudukannya sebagai bagian dari Kitab Suci disebut Protokanonik (kanon pertama).

Bagaimana sejarahnya?

Ada yang menuduh orang Katolik telah menambahkan jumlah Kitab Suci. Tetapi tuduhan ini sama sekali tidak benar. Bahkan tuduhan seperti itu menunjukan bahwa orang yang menyampaikan tidak mengetahui sejarah terbentuknya Kitab Suci. Perbedaan ini sebenarnya memiliki latar belakang dalam sejarah agama Yahudi.

Sejak zaman pembuangan Babel (abad 6 SM) tidak semua orang Yahudi tinggal di Palestina. Banyak di antara mereka yang tinggal di luar negeri Palestina, seperti di Mesir, Yunani, Roma, Babel dan sebagainya. Orang Yahudi di Palestina memiliki daftar kitab yang disebut sebagai Kitab Suci, demikian pula orang Yahudi di luar Palestina memiliki daftar mereka sendiri. Pada tahun 100 M, orang Yahudi yang tinggal di Palestina menetapkan daftar kitab-kitab yang diterima sebagai Kitab Suci. Daftar ini mulanya hanya berlaku di Palestina dan baru kemudian diterima oleh semua orang Yahudi.

Daftar Kitab Suci yang dipakai oleh orang Yahudi di luar Palestina lebih luas dari yang dipakai di Palestina, karena mencakup juga kitab-kitab yang sekarang digolongkan sebagai kitab-kitab Deuterokanonika. Umat kristiani mengikuti daftar mengikuti daftar Kitab Suci yang berlaku di kalangan orang Yahudi di luar Palestina itu. Mereka tetap mengakui kitab-kitab yang tidak lagi diterima oleh orang-orang Yahudi. Gereja-gereja Protestan, yang kemudian memisahkan diri dari Gereja Katolik, menyesuaikan diri dengan daftar Kitab Suci orang Yahudi di Palestina, sehingga muncullah perbedaan antara Katolik dan Protestan mengenai daftar Kitab Suci.

Walaupun tidak mengakui kitab-kitab Deuterokanonika sebagai bagian dari Kitab Suci, Martin Luther juga menerjemahkan kitab-kitab itu dan menempatkan sebagai kumpulan tersendiri (1543). Ia menempatkan kumpulan ini diantara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dengan keterangan : ”Baik dan berguna untuk dibaca, tetapi tidak termasuk dalam Kitab Suci.”2 Terjemahan-terjemahan Alkitab yang dilakukan pada zaman itu dan sesudahnya melakukan hal yang sama3 Sampai pada akhirnya pada tahun 1826, British anda Foreign Bible Society memutuskan untuk menolak mendistribusikan Alkitab yang memuat kitab-kitab Deuterokanonika. Sejak itu sebagian besar terjemahan Alkitab modern yang dibuat oleh Gereja-gereja Protestan, termasuk cetak ulang dari King James Bible, mengabaikan bagian Deuterokanonika. Walaupun demikian, beberapa edisi dari Alkitab Revised Standard Version mencantumkan juga Deuterokanonika.

Perbedaan pandangan

Sejak zaman para bapa Gereja sudah terjadi perbedaan pandangan mengenai kitab-kitab Deuterokanonika. Perbedaan pandangan antara Hieronimus dan Agustinus dapat menggambarkan hal ini. Menarik bahwa Santo Hieronimus, yang terjemahannya dalam Bahasa Latin (Vulgata) menjadi terjemahan resmi Gereja Katolik, tidak ingin memasukan kitab-kitab Deuterokanonika. Hal ini dapat dipahami karena Hieronimus tinggal di Palestina dan banyak berdiskusi dengan para ahli kitab Yahudi. Ia dipengaruhi oleh pandangan mereka dan tidak dapat mempergunakan kitab-kitab Deuterokanonika sebagai dasar untuk beragumentasi. Sementara itu Agustinus yang hidup pada masa sama berpendapat berdasarkan tradisi, bahwa kitab-kitab itu harus dimasukan kedalam Vulgata. Setelah berbicara dengan Paus Damas yang memberinya tugas dan menyadari bahwa sebagian besar orang berpihak pada Agustinus, Hieronimus memutuskan untuk memasukan kitab-kitab Deuterokanonika ke dalam terjemahannya. Berbagai Konsili yang diadakan sesudahnya (Konsili Roma, Hippo, dan Kartargo pada akhir abad 4) menegaskan bahwa kitab-kitab Deuterokanonika termasuk dalam Kitab Suci dan diperlakukan sebagai Kitab Suci.

Ketika para reformator yang dipelopori oleh Marthin Luther melancarkan reformasi, tujuan utamanya adalah memeriksa dan mengoreksi praktik dan ajaran Gereja zaman itu dalam terang Alkitab.

Dalam kaitan dengan tujuan ini, disadari kebutuhan untuk menentukan kitab-kitab mana saja yang otoritantif untuk menjadi dasar ajaran Gereja dan mana yang tidak. Luther menentang ajaran Gereja tentang purgatorium, serta doa dan perayaan ekaristi bagi orang mati. Ia sadar bahwa hal tersebut dinyatakan dalam 2Mak. 12:43-45. Demikian juga beberapa kitab dalam Deuterokanonika menekankan manfaat yang diperoleh melalui perbuatan-perbuatan baik (Tob.12:9; Sir. 3:30), padahal Marthin Luther sangat menekankan gagasan sola fide, yang berarti ”hanya iman yang menjadi dasar keselamatan”. Hal tersebut menjadi alasan bagi Luther untuk tidak memasukan kitab-kitab Deuterokanonika ke dalam daftar Kitab Suci dan memutuskan untuk mengambil alih kanon Yahudi.

Menghadapi sikap Luther, Gereja Katolik dalam Konsili Trente menengok kembali pada tradisi dan menegaskan bahwa yang diterima oleh Gereja Katolik sebagai Kitab Suci adalah kitab-kitab yang terdaftar dalam Vulgata. Dengan kata lain, konsili tersebut menegaskan kembali tradisi Gereja mengenai kanon Kitab Suci. Kriteria yang dipergunakan untuk menentukan apakah suatu kitab termasuk dalam Kitab Suci atau tidak mencakup tiga hal:


1. Apakah isinya benar-benar mengungkapkan iman Gereja, dan tidak sekadar perasaan atau iman seseorang;

2. Apakah kitab tersebut diterima sebagai Kitab Suci oleh seluruh Gereja;

3. Apakah kitab tersebut dari awal diterima sebagai Kitab Suci oleh seluruh Gereja;

Pernyataan Konsili Trente itu menunjukkan bahwa konsili mengakui bahwa kitab-kitab itu ditulis juga dengan inspirasi Roh Kudus, dan dengan demikian diterima sebagai sabda Allah yang tertulis.

Walaupun telah jelas alasan Luther untuk tidak memasukkan Deuterokanonika ke dalam daftar Kitab Suci, sebagian orang Protestan di masa sesudahnya – sampai sekarang – berusaha mencari (-cari) penjelasan untuk membenarkan bahwa kitab-kitab itu memang tidak layak masuk dalam daftar Kitab Suci. Salah satu argumennya ialah bahwa kitab-kitab itu mengajarkan praktik amoral, seperti berbohong, bunuh diri, dan pembunuhan, sehingga tidak layak dipandang sebagai sabda Allah. Pandangan ini biasanya dikenakan pada kitab Yudit yang menceritakan bagaimana Yudit menyalahgunakan kecantikannya untuk membunuh. Seandainya benar bahwa kitab Yudit mengandung ajaran-ajaran moral yang keliru, hal ini perlu dicermati lebih lanjut. Ajaran moral yang terkandung dalam satu kitab tidak menjadi patokan apakah kitab tersebut termasuk dalam daftar Kitab Suci atau tidak.

Sebab, jika hal ini memang diterapkan, bukan hanya kitab Yudit yang harus dikeluarkan dari daftar Kitab Suci. Kitab Kejadian mengisahkan bagaimana Abraham yang takut kehilangan nyawa, membiarkan istrinya diambil oleh orang lain. Dengan sengaja ia menyembunyikan kebenaran untuk kepentingan sendiri (Kej, 12:10-20).Kitab Hakim-hakim mengisahkan bagaimana seorang perempuan bernama Yael memperdaya Sisera sampai akhirnya membunuhnya dengan cara yang kejam (Hak. 4:1-24). Dalam 1Sam.15 Tuhan bahkan memerintahkan agar Israel menumpas habis seluruh bangsa Amalek. Ketika Saul ternyata membiarkan Agag, raja Amalek yang ditaklukkannya itu, tetap hidup, Samuel mempersalahkan Saul dan membunuh Agag dengan tangannya sendiri. Jika ajaran moral dalam suatu kitab menjadi patokan penentuan Kitab Suci, kitab-kitab tersebut- dan kitab-kitab lain yang mengandung ajaran moral yang keliru- juga harus dicabut dari daftar Kitab Suci.

Dikutip oleh Perjanjian Baru

Ada juga yang beragumen bahwa Yesus tidak pernah mengutip kitab-kitab Deuterokanonika, sehingga kitab-kitab itu ”tidak terinspirasi” . Pernyataan ini berarti bahwa pengutipan oleh Yesus atau para rasul menjadi syarat bagi suatu kitab untuk diterima sebagai Kitab Suci. Dengan demikian, kitab-kitab yang dikutip oleh Yesus atau para rasul termasuk dalam Kitab Suci, dan yang tidak dikutip oleh Yesus atau para rasul tidak termasuk dalam Kitab Suci, Kalau prinsip ini kita terapkan secara konsisten, ada banyak kitab yang termasuk dalam kanon Perjanjian Lama harus disingkirkan karena tidak pernah dikutip oleh Perjanjian Baru. Kitab-kitab tersebut adalah Rut, Kidung Agung, Pengkotbah, Ester, Obaja, Zefanya, Hakim-hakim, 1 Tawarikh, Ezra, Nehemia, Ratapan, dan Nahum. Sebaliknya, harus ditambah sejumlah kitab yang sampai sekarang tidak termasuk dalam kanon tetapi ternyata dikutip oleh Perjanjian Baru. Kitab-kitab yang dimaksudkan adalah Kenaikan Musa (dikutip oleh Yudas),4 Kenaikan Yesaya (tersirat dalam Ibr. 11:37), beberapa tulisan yang ditulis oleh penyair asing Epimenides, Aratus, dan Menander (dikutip oleh Paulus dalam Kisah Para Rasul, 1 Korintus, dan Titus).

Tetapi, benarkah Perjanjian Baru tidak pernah mengutip kitab-kitab Deuterokanonika ?

Ternyata dalam Perjanjian Baru dijumpai berbagai contoh kata, frasa, bahkan satu bagian dari sebuah kitab yang paralel dengan kitab-kitab Deuterokanonika.

Dalam beberapa kasus, baik pemikiran maupun frasanya begitu dekat , sehingga harus disimpulkan bahwa para penulis kristiani secara lansugn atau tidak lansung dipengaruhi oleh kitab-kitab Deuterokanonika. Berikut ini kami berikan beberapa contoh yang menunjukkan bagaimana Perjanjian Baru mempergunakan kitab-kitab Deuterokanonika.5

Paulus. Dari beberapa ayat dalam suratnya kepada jemaat Roma bab 1 dapat dikatakan bahwa Paulus membaca dan belajar dari Keb. 13-14. Terdapat gagasan yang paralel antara Paulus dan penulis kitab Kebijaksanaan Salomo. Kedua pengarang menekankan tiga argumen yang senada:

- Manusia dapat menangkap keagungan Allah dengan mengamati alam semesta (Rm. 1:20-21; Keb. 13:5,8)

- Jika menolak tanda-tanda keagungan Allah itu, manusia akan jatuh pada penyembahan berhala yang tidak berakal, yang ditampilkan dalam bentuk binatang (Rm. 1:22-23; Keb. 13:1; 12:24)

- Akibatnya, manusia akan tenggelam dalam kejahatan dan imoralitas yang berlipat ganda (Rm. 1:29-31; Keb. 14:24-27)

Yakobus, Dalam Surat Yakobus, yang merupakan kitab kebijaksanaan kristiani, tampak kedekatan Yakobus sebagai penulis dengan karya Yesus bin Sirakh. Nasihat Yakobus agar ”setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lamban untuk berkata-kata” (1:19), mengikuti Sirakh yang menasihatkan, ”Hendaklah cepat mendengarkan, tetapi laun (=lambat) mengucapkan jawabannya” (5:11). Nasihat Yakobus mengenai penggunaan lidah dalam bab 3 memiliki banyak titik kontak dengan nasihat mengenai hal yang sama disampaikan dalam Sirakh 19:6-12;20:5-7,17-19.

Penulis surat kepada Orang Ibrani. Surat kepada Orang Ibrani (Ibr. 11:35) dengan jelas mengenang dan mengambil teladan dari para martir Yahudi yang dikisahkan dalam 2Mak.6:18-7:14. ”Ibu-ibu telah menerima kembali orang-orangnya yang telah mati, sebab dibangkitkan. Tetapi orang-orang lain membiarkan dirinya disiksa dan tidak mau menerima pembebasan, supaya mereka beroleh kebangkitan yang lebih baik.” Para martir itu membiarkan dirinya disiksa sampai mati daripada harus melanggar adat istiadat dan peraturan agama mereka. Mereka rela melakukan itu karena yakin bahwa walaupun mereka harus mati, mereka akan dibangkitkan dari kematian dan memperoleh kehidupan kekal.

Yesus. Dengan cara terbalik, Yesus mengutip nasihat yang diberikan Tobit kepada Tobia, anaknya. Ia berkata kepada anaknya itu, ”Apa yang tidak kausukai sendiri, janganlah kau perbuat kepada siapapun” (Tob. 4:15). Yesus menasihatkan hal yang senada dalam khotbah dibukit, ”Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.” (Mat. 7:12).

Yesus bahkan menegaskan bahwa hal itu merupakan inti dari seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. Dalam Luk. 14:13-14 Yesus memberikan nasihat tentang bagaimana menyelenggarakan pesta, ”Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalaskan kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasannya pada hari kebangkitan orang-orang benar.” Nasihat Yesus ini mengingatkan pada teladan yang dilakukan oleh Tobit yang dalam pesta Pentakosta. Melihat makanan yang melimpah di meja, ia memberikan nasihat kepada anaknya, ”Nak, pergilah dan jika kau jumpai seorang miskin dari saudara-saudara kita yang diangkut tertawan ke Niwine dan yang dengan segenap hati ingat kepada Tuhan, bawalah ke mari, supaya ikut makan. Aku hendak menunggu, anakku, hingga engkau kembali.” (Tob. 2:2)

Yesus pun memberi nasihat-nasihat yang senada dengan yang disampaikan Sirakh. Peringatan Yesus, ”Dalam doamu itu jangalah kamu bertele-tele seperti kebiasan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah” (Mat. 6:7), dapat dibandingkan dengan nasihat Sirakh,”Jangan bermulut besar dalam himpunan kaum tua-tua, dan jangan pula mengulang-ulang perkataan dalam sembahyang” (Sir. 7:14). Dalam penutup doa Bapa Kami, Yesus menyatakan, ”Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu” (Mat 6:14-15). Sirakh mengungkapkan hal yang senada, ”Ampunilah kesalahan kepada sesama orang, niscaya dosa-dosamu akan dihapus juga, jika engkau berdoa” (Sir. 28:2).

Kesimpulan

Mulanya kitab-kitab Deuterokanonika diakui oleh orang Yahudi yang tinggal diperantauan.Kitab-kitab ini kemudian tidak diterima oleh orang Yahudi secara keseluruhan setelah Pertemuan Yamnia.Tetapi orang Kristen tetap mengakuinya sebagai Kitab Suci dan mempergunakannya dalam penulisan Perjanjian Baru. Gereja Katolik mempertahankan tradisi dengan tetap mengakuinya sebagai bagian dari Kitab Suci, sedangkan Gereja-gereja Protestan tidak mengakuinya sebagai bagian dari Kitab Suci. Mulanya kitab-kitab ini dicantumkan dalam berbagai terjemahan dan diakui nilainya, tetapi kemudian sama sekali digeser dari edisi-edisi terjemahan Kitab Suci.

1. Yang dimaksud sebagai kitab-kitab apokrif adalah kitab-kitab yang ditulis dan beredar, tetapi tidak diterima sebagai tulisan yang terinspirasi dan tidak termasuk dalam kanon.

2. Luther juga mengungkapkannnya keraguan atas ”kekanonikan” kitab-kitab tertentu dari Perjanjian Baru (yakni Surat Ibrani, Yakobus, Yudas dan Wahyu), tetapi tidak menempatkannya dalam bagian terpisah. Ia hanya menempatkannya di bagian akhir Perjanjian Baru.

3. Edisi I dari Zurich atau Swiss-German Bible (1527-1529) yang dipersiapkan oleh Gereja kota itu, menempatkan kitab –kitab Deuterokanonika dalam jilid V (dari enam jilid keseluruhannya), dengan pengantar: ”Ini adalah kitab-kitab yang tidak dipandang sebagai Kitab Suci di zaman lampau, dan tidak diketemukan dalam Alkitab Ibrani.” Terjemahan Inggris, King James Version, yang diterbitkan pada abad 16 mengikuti Luther dengan menempatkan kitab-kitab Deuterokanonika di antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru (bahkan masih menempatkan kitab 1-2 Esdras dan Doa Manasye). Matthews Bibble (1537) memasukkan kitab-kitab Deuterokanonika yang termasuk dalam King James Version. Myles Coverdale Bible (1538) mencantumkan Deuterokanonika minus Barukh dan Doa Manasye. Demikian juga Geneva Bible (1560) dan Douay-Rheims Bible (1562-1609) masih mencantumkan Deuterokanonika.

4. Dalam Yud. 1:9 dikatakan bahwa pemimpin malaikat, Mikhael, bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa. Kejadian ini tidak diketemukan dalam Perjanjian Lama, tetapi dalam kitab Kenaikan Musa, yang tidak termasuk dalam kanon Kitab Suci.

5. Survei yang cukup rinci mengeni hal ini dapat dilihat dalam B.M. Metzger, An Introduction to the Aphocrypha, New York: Oxford University Press, 1980, hal. 158-173

LIHATLAH ANAK DOMBA ALLAH

Hari Minggu Biasa II, 20 Januari 2008
Majalah Pendalaman Kitab Suci Vol.23, No1, Januari-Februari 2008

Siapakah Yesus menurut Anda? Jika pertanyaan ini diajukan kepada kita, kita tentu memiliki jawaban yang (menurut kita) sangat mengena. Jawaban yang kita berikan mungkin saja berasal dari pengetahuan yang kita dapatkan dari membaca buku, termasuk juga Kitab Suci. Namun, jawaban itu bisa saja berasal dari pergulatan hidup iman kita sendiri, sehingga kita memiliki gambaran tentang diri Yesus, yang unik, namun sesuai dengan pribadi kita. Jadi, menjawab pertanyaan ini mungkin tidak begitu sulit bagi kita. Pertanyaan yang mungkin sedikit sulit adalah, ”Apakah Anda pernah bertemu Yesus dalam hidup anda?” Kalau ya, ”Apa pengaruhnya bagi hidup (beriman) Anda?”

Lewat Injil hari ini, kita akan bertemu dengan sosok yang punya peranan besar sejarah keselamatan. Dialah Yohanes Pembaptis. Kali ini kita tak akan membaca kisah tentang pembaptisan, bukan pula kisah pembunuhan Yohanes yang akrab di telinga kita itu. Perikop hari ini menyajikan kesaksian Yohanes Pembaptis tentang orang yang selama ini telah diwartakan-Nya. Meskipun tak mengenal Dia, Yohanes Pembaptis dengan penuh keyakinan memberi kesaksian bahwa Dialah Mesias yang selama ini dinanti-nantikan Israel.


Yohanes 1:29-34

29 Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.

30 Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Kemudian dari padaku akan datang seorang, yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.

31 Dan aku sendiripun mula-mula tidak mengenal Dia, tetapi untuk itulah aku datang dan membaptis dengan air, supaya Ia dinyatakan kepada Israel."

32 Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya: "Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya.

33 Dan akupun tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus.

34 Dan aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah."


Struktur Teks
Perikop ini merupakan kesaksian Yohanes yang terdiri atas dua bagian, yaitu: bagian pertama (ay. 29-31) merupakan kesaksian Yohanes tentang Yesus dari sudut pra-eksistensi-Nya. Dia adlaah Anak Domba Allah. Bagian kedua adalah kesaksian Yohanes tentang Dia yang diatas-Nya Roh hinggap dan berdiam (ay.32-34). Dia adalah Anak Allah.

Ulangan Teks

Yesus, Anak Domba Allah
Kesaksian Yohanes Pembaptis diletakkan di tempat pertama. Yohanes melihat Yesus yang datang kepadanya untuk dibaptis. Dari ayat-ayat berikutnya kita tahu bahwa Yohanes pada awalnya tidak mengenal Yesus. Meski demikian, misinya adalah untuk memperkenalkan Yesus kepada Israel. ”Anak Domba Allah” adalah sebutan yang pertama-tama memperlihatkan teologi pengarang Injil. Istilah tersebut mengacu pada nubuat tentang hamba Tuhan yang menanggung banyak penderitaan (Yes.52:13-53:12). Arti kedua menunjuk pada anak domba Paskah yang berperan dalam sejarah keselamatan umat Israel (bdk Yoh.15:14,36;Kel.12:46). Sementara itu, ”dosa” dalam ay.29 bagi Yohanes adalah seluruh beban dosa yang ditanggung oleh manusia. Dalam konteks keseluruhan kitab (bdk. 2:2;4:10;1:7;5-6), istilah ”Anak Domba Paskah” juga menunjuk pada kematian Yesus yang menyelamatkan. Yesus sebagai Anak Domba Allah inilah yang menghapus seluruh dosa dunia ini.

Yesus adalah seorang yang kedatangan-Nya telah dinubuatkan. Bagi Yohanes pengarang Injil, Ia itu telah ada sejak awal (bdk 1:13;17:5 dalam doa ”Ya Bapa,muliakanlah Aku di hadirat-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.”) Tugas Yohanes Pembaptis adalah untuk mewartakan kedatangan-Nya kepada Israel. Untuk itu, Yohanes membaptis dengan air, yang sekaligus merupakan ciri dan batasannya.

Yesus dihinggapi oleh Roh
Yohanes menyampaikan kesaksian bawa ia sendiri melihat Roh dalam rupa burung merpati turun dan hinggap/ diam diatas Yesus. Kisah pembaptisan tidak diceritakan oleh Yohanes. Dipenuhi oleh Roh merupakan ciri Mesias (bdk. Yes 9:2;61:1). Karena Roh yang turun dan menetap itulah Yohanes mengenali Yesus. Namun, pengenalan itu bukanlah pengenalan biasa. Pengenalan itu adalah pengenalan akan seorang yang akan membaptis dengan Roh, Mesias yang akan datang. Yohanes juga sekaligus mengakui perbedaan antara dirinya dan Yesus, serta baptisannya dan baptisan yang akan diberikan oleh Yesus. Baptisannya hanyalah ”bayangan” dari baptisan mesianik yang dibawa oleh Yesus,yang akan membaptis dengan Roh. Baptisan Roh itu mungkin bagi Yesus karena sejak lahir-Nya Ia telah dipenuhi dengan Roh Allah. Sebagai orang yang dipenuhi oleh Roh, Ia juga akan membaptis dengan Roh. Meskipun Yesus jauh lebih besar dari Yohanes Pembaptis. Lewat kesaksian Yohanes Pembaptislah, Israel dapat mengenal Mesias.

Perikop dalam Injil Yohanes ini juga tidak menyinggung soal adanya suara dari langit, sebagaimana ada dalam ketiga injil sipnotik. Namun, kiranya pernyataan ”Ia inilah Anak Allah (ay.34) dapat memberi petunjuk bahwa hal tersebut diandaikan. Penginjil Yohanes di sini memakai istilah ”pilihan Allah”. Istilah ini mengacu pada hamba Tuhan dalam Yes.42:1. Hamba itu banyak menanggung pederitaan,sampai ia dibawa ke tempat pembataian. Kemungkinan besar penginjil memilih istilah ”Anak Allah”, yang mempunyai makna yang jauh lebih dalam. ”Anak Allah” bagi Yohanes punya arti mesianik, menunjuk pada kedekatan dan hubungan yang khusus antara Yesus dengan Allah.

Amanat

Perikop ini mesti dibaca sebagai kesaksian penginjil itu sendiri tentang Yesus. Kesaksian tersebut ditujukan kepada pembaca injil tersebut. Jadi, kesaksian Yohanes Pembaptis dalam perikop ini tak lain adalah kesaksian Yohanes Penginjil. Isi kesaksian tersebut: Yesus adalah Anak Domba Allah, Hamba Tuhan, dan juga Mesias. Masing-masing pengakuan itu memiliki konsekuensi dan pengaruh bagi kehidupan dan pertumbuhan iman umat. Kita, orang Katolik, setiap mengikuti perayaan ekaristi mengulangi kesaksian perikop ini, bahwa Yesus adalah ”Anak Domba Allah yang menghapus dosa-dosa dunia”. Dengan seruan ini kita mengakui bahwa Yesus mati bagi kita untuk menebus dosa-dosa kita. Dalam sengsara-Nya dosa-dosa kitalah yang ditanggung oleh Yesus.

Yesus juga telah memenuhi nubuat tentang hamba Tuhan yang menanggung banyak penderitaan. Kematian-Nyalah yang membuat kita tetap hidup. Maka dari itu, kita menyebut Yesus sebagai Penebus. Seseorang atau sesuatu yang menjadi tebusan haruslah menjadi milik yang meminta tebusan agar tahanan dapat bebas.

-------------------------------------------------Israel dan Orang Yahudi

Bagi Penginjil Yohanes, penggunaan nama ”Israel” selalu berkonotasi baik (lih. 1:50;3:10; 12:13). ”Israel” dipergunakan oleh Yohanes untuk menunjuk pada bangsa pilihan Allah. Merekalah umat pilihan Allah sejak dahulu. Allah selalu hadir bersama bangsa pilihan-Nya ini dalam sejarah perjuangan mereka. Kepada mereka akan diberikan pewartaan melalui para nabi yang diutus ke tengah-tengah mereka. Allah jugalah yang akan melakukan pemenuhan atas janji-janji-Nya kepada mereka. Diantara merekalah Mesias akan meraja (bdk.1:49; 12:13)

Hal sebaliknya terjadi jika penginjil menyebut mereka sebagai ”orang-orang Yahudi”. Konotasinya biasanya negatif, yaitu sebagai orang-orang yang menolak Yesus (misalnya 10:31,33).

-------------------------------------------------------------------------------------


Yesus, penebus kita, mati demi membebaskan kita dari kuasa maut. Namun, kita juga tahu bahwa Yesus pada akhirnya bangkit dari kematian dan mengalahkan maut. Maut tidak berkuasa atas kita manusia, tetapi juga sama sekali tak menguasai Yesus.

Perikop ini juga memperkenalkan kita akan Hamba Tuhan yang penuh dengan Roh. Dia inilah yang akan membaptis manusia dengan Roh. Baptisan dengan Roh (dalam injil sinoptik: Roh dan api) adalah baptisan yang mempunyai daya pemurnian dan penyucian yang kuat, sekaligus menjadi sumber hidup baru. Dengan demikian,orang-orang yang dibaptis dengan Roh akan disucikan dan dilahirkan secara baru, serta diangkat sebagai anak-anak Allah.

Yohanes Pembaptis adalah contoh nyata bagaimana menyampaikan kesaksian iman kita. Bisa dibayangkan bahwa mewartakan Mesias di zaman itu tidaklah mudah. Umat Israel memang menanti-nantikan seorang Mesias yang akan merajai di antara mereka. Mesias itu mereka harapkan akan mengembalikan kejayaan Israel secara politis. Tentu tidak mudah bagi orang Israel untuk menerima begitu saja pewartaan seseorang tentang datangnya Mesia yang ”agak berbeda” dari yang mereka harapkan. Toh Yohanes Pembaptis tetap mewartakan apa yang diyakininya.

Sebenarnya Yohanes sendiri tidak mengenal yang manakah orang yang ia wartakan itu. Namun, akhirnya dengan mata imannya, ia dapat mengenali Yesus sebagai Mesias yang dinanti-nantikan dan yang kedatangan-Nya ia persiapkan. Ini sesungguhnya adalah tantangan bagi kita, orang Kristen zaman ini. Apakah kita mengenali Yesus ketika Ia datang bagi kita secara pribadi,maupun ketika Ia datang mengunjungi kita sebagai umat-Nya?

Jumat, 11 Januari 2008

Menggenapkan seluruh kehendak Allah

Pesta pembaptisan Tuhan, 13 Januari 2008

Sumber: majalah pendalaman Kitab Suci Vol.23,No.1, Januari-Februari 2008


Kisah pembaptisan Yesus mungkin sudah sangat akrab di telinga kita. Kita tahu bahwa Yesus dibaptis oleh Yohanes di Sungai Yordan. Setelah pembaptisan itu, menyusul Roh Kudus turun ke atas Yesus dalam rupa burung merpati, serta ada suara yang terdengar dari surga. Demikian kisah yang sudah tertanam akrab dalam benak kita.

Pertanyaannya, pernahkah kita menanyakan makna kisah pembaptisan ini? Kisah ini sebenarnya adalah kisah yang penuh makna dan punya peranan penting dalam karya pelayanan Yesus selanjutnya. Dengan mencermati perikop ini, kita akan dituntun untuk menggali lebih jauh makna baptisan Yesus, beserta kejadian-kejadian yang mengiringinya. Mungkin dengan demikian bacaan ini tidak sekedar dijadikan dasar untuk mengusulkan bentuk permandian yang sama, seperti yang diterima Yesus di Sungai Yordan (seluruh badan ditenggelamkan ke dalam air).

Matius 3:13-17
13 Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya.
14 Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?"
15 Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanespun menuruti-Nya.
16 Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya,
17 lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."


Struktur Teks

Perikop singkat ini terdiri atas dua bagian yaitu:

- Ay. 13-15 : Dialog antara Yohanes dan Yesus, serta pembaptisan Yesus.

- Ay. 16-17 : Kisah tentang turunnya Roh Kudus dan suara surgawi.

Ulasan Teks

Genapilah seluruh kehendak Allah!

Perikop ini lansung dibuka dengan sebuah penekanan. Matius menegaskan bahwa intensi Yesus datang kepada Yohanes adalah untuk dibaptis olehnya. Yesus datang dari Galilea kepada Yohanes bersama dengan orang-orang lain yang juga hendak dibaptis Yohanes. Tetapi, Yohanes mencegah Yesus (lebih tepatnya: berusaha mencegah), Mengapa? Telah kita dengar dalam bacaan injil hari Minggu Advent II tentang pewartaaan Yohanes. Ia menubuatkan tentang seorang yang akan datang. Orang ini akan membaptis dengan Roh Kudus dan api (3:11). Ia jauh lebih besar daripada Yohanes. Disini, secara implisit Yohanes mengenali Yesus sebagai seorang yang akan datang itu. Maka dari itu, Yohanes mencegah Yesus. Ia tak mungkin membaptis seseorang yang lebih kuat atau lebih besar darinya, seseorang yang membawa Roh Kudus dan kelak akan membaptis dengan api. Yohaneslah yang seharusnya dibaptis oleh Yesus. Kita juga dapat menyimpulkan bahwa kemungkinan besar Yohanes ingin menerima pembaptisan, seperti yang ia wartakan akan dibawa oleh seseorang yang jalan kedatangan-Nya ia persiapkan.

Yesus menjawab keberatan Yohanes dengan sebuah pernyataan yang penuh daya kuasa. Kata-Nya, ”Sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah.”

Bagi Matius, kata ”menggenapi” hampir selalu berarti ”menggenapi nubuat”, tidak sekedar mengerjakan atau mematuhinya. Frasa ”kehendak Allah” cukup sering dipakai oleh Matius (5:10,20;6:1,33;21:32). Istilah tersebut berasal dari kata yang sama dengan ”kebenaran” dalam surat-surat Paulus, namun memiliki arti yang berbeda. Dengan menggunaan kata ini, Matius merujuk pada suatu cara hidup yang sesuai dengan kehendak Allah, yaitu yang diwartakan oleh Yesus. Jadi, Yesus menerima baptisan Yohanes, yang notabene adalah baptisan pertobatan, dengan alasan yang berbeda dari orang-orang lain. Yesus juga bukanlah seorang pengagum Yohanes yang ingin bergabung ke dalam kelompoknya menjadi salah satu muridnya.

Dengan menerima baptisan Yohanes, Yesus memberi teladan bagaimana memenuhi seluruh kehendak Allah. Tapi, perkataaan Yesus tadi mesti dipahami bahwa bukan hanya Yesus yang harus patuh pada kehendak Allah. Semua orang yang ada disana punya peran yang sama, baik Yesus, Yohanes, maupun pembaca Injil Matius. Ketaatan Yesus pada kehendak Allah ini adalah juga contoh ketaatan orang Kristen.

Inilah Anakku!
Yohanes kemudian ”menuruti” (arti harfiah: ”membiarkan”, sejajar dengan ”biarlah hal ini terjadi”) kemauan Yesus. Setelah dibaptis, Yesus segera keluar dari air. Kejadian luar biasa pun segera mengikuti, yaitu turunnya Roh Kudus dan terdengar dari suara dari surga. Dalam peristiwa Yesus ini, Matius setidaknya merujuk pada dua peristiwa dalam Perjanjian Lama. Pertama, Roh Allah yang melayang-layang diatas air. Dari sanalah segala ciptaan berasal (Kej. 1:3, Yes. 43:16-20). Kedua, Israel yang menjadi anak Allah dengan peristiwa keluaran dari Mesir, yaitu peristiwa penyeberangan Laut Terberau.

Setelah Yesus keluar dari air, ”pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya” (ay.16). Disini Matius hendak menyatakan bahwa peristiwa turunnya Roh Kudus adalah sesuatu yang dapat dilihat, bukan suatu penglihatan. Turunnya Roh Kudus adalah peristiwa yang nyata. Selain itu, Matius tidak hendak membahas Roh Kudus yang dilambangkannya dengan burung merpati. Tekanan Matius adalah pada peristiwa turunnya Roh Kudus saja. Pertanyaan kita selanjutnya adalah mengapa Yesus juga dikandung dari Roh Kudus masih harus diperlengkapi dengan Roh Kudus lagi? Konteks dekat perikop kita dapat memberi jawaban: Yesus adalah Dia yang akan membaptis dengan Roh Kudus (3:11), dan Ia akan segera melaksanakan tugas pelayanan-Nya dalam Roh (4:1;12:28).

Penggunaan kata ”terdengarlah” semakin menegaskan maksud Matius bahwa peristiwa itu nyata. Kata-kata ”Inilah Anakku..” adalah khas Matius (berbeda dengan Mrk. 1:11 yang berbunyi, ”Engkaulah Anak-Ku...”). Pernyataan ini menunjukan kepada kita bahwa peristiwa turun-Nya Roh Kudus dan terdengar suara surgawi bukanlah saat pengangkatan Yesus sebagai Anak Allah. Sudah sejak awal Yesus adalah Anak Allah (2:15). Maksud suara dari surga (suara Allah sendiri) adalah untuk memperkenalkan Yesus kepada semua orang di sana bahwa Ia adalah Anak Allah. Ini adalah sebuah pengumuman. Sebutan ”anak” ini memiliki kesejajaran dengan Yes. 42:1, Kata ”anak” juga punya hubungan kuat dengan ”hamba”, sehingga suara surgawi itu juga sekaligus sebagai perkenalan Yesus sebagai hamba yang kepada-Nya Allah berkenan,dan kepada-Nya dianugerahkan Roh Allah sendiri.

Amanat
Mengapa Yesus mau dibaptis oleh seorang yang lebih kecil dari-Nya? Ya, tak lain adalah demi mengenapi kehendak Allah. Sebenarnya setelah ekdatangan Yesus yang akan membaptis dengan Roh Kudus dan api, makna baptisan air yang diberikan oleh Yohanes telah hilang. Namun dengan dibaptis oleh Yohanes, Yesus melakukan kehendak Allah secara penuh. Ia adalah teladan dalam hal melaksanakan kehendak Allah. Ia tidak hanya mengajar pengikut-pengikut-Nya untuk itu, tetapi sebelum mengajar mengajar, Yesus telah memberi teladan bagaimana Ia telah menggenapi seluruh kehedak Allah. Kisah-kisah dalam Kitab Suci adalah kisah yang sarat dengan bukti ketaatan Yesus pada kehendak Allah.

Peristiwa yang terjadi setelah pembaptisan Yesus dalah suatu perkenalan Yesus sebagai Anak Allah. Lewat perikop ini, Matius hendak berbicara mengenai ”status” Yesus sebagai Anak Allah. Yesus menjadi Anak Allah bukan hanya karena adanya maklumat dari surga (bdk. 2:15;16:16;17:5), tetapi lebih khusus karena sikap-Nya yang menyerahkan diri dalam kepatuhan kepada kehendak Allah. Yesus dalah seorang yang taat dan rendah hati. Persis karena ketaatan inilah Allah menanggapinya dengan memaklumkan, ”Inilah Anak-Ku yang terkasih”. Ketaatan Yesus inilah pusat perhatian kristologi Matius. Cara hidup kristiani, menurut Matius , adalah cara hidup yang sempurna. Yesus menjalankan tugas pelayanan-Nya sebagai seorang hamba. Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani (20:28).

Sikap rendah hati adalah disposisi batin yang perlu bagi setiap pengikut Kristus, terutama bagi siapa saja yang memiliki peranan penting dalam keberlansungan hidup umat. Sikap rendah hati ini akan memampukan kita untuk melakukan tugas-tugas kita dengan sepenuh hati. Selain itu, dengan sikap itu pula, kita dapat selalu berusaha untuk melakukan tugas pelayanan yang dipercayakan kepada kita secara sempurna. Sikap itu pula yang memasrahkan segala daya upaya kita pada penyelanggaran Tuhan. Manusia memang tak pernah sempurna, tetapi hal-hal yang baik akan terjadi jika kita membiarkan Tuhan hadir dalam setiap usaha kita. Pelayanan kita kepada sesama haruslah diletakan dalam lingkup pelayanan kita kepada Tuhan.

Rabu, 09 Januari 2008

KELUARGA

“People who need people are the luckiest people in the world “

sumber: sarapanpagi.org






BAB I.
DASAR ALKITAB TENTANG KELUARGA



Keluarga manusia dibentuk oleh Tuhan dengan mengikut citra Allah, dan dipertanggung-jawabkan dan dikembangkan menurut citra Allah, dan menjadi bait kudus Tuhan.

* Kejadian 2:7,18
2:7 ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.
2:18 TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."


Tuhan Yesus sendiri bertumbuh di dalam keluarga. Ia menjadi anak yang patuh kepada orang tuaNya. Ia bahkan masih sempat memperhatikan ibuNya ketika Ia disalibkan :

* Yohanes 19:25-27
19:25 Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena.
19:26 Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!"
19:27 Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.


Tuhan Yesus sangat menyetujui pernikahan, kita tahu bahwa Yesus melakukan mujizat-Nya yang pertama kali adalah dalam perjamuan kawin di Kana (Yohanes 2 : 1-11). Yesus juga mengajarkan, bahwa pernikahan adalah persatuan yang abadi, karena yang mempersatukan suami-istri adalah Allah sendiri :

* Markus 10:6-9
10:6 Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan,
10:7 sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya,
10:8 sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu.
10:9 Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."


Allah memandang kepentingan dari pernikahan dan keluarga, sehingga selalu ditekankan berulang-ulang dalam Akitab. Dalam Perjanjian Lama dan Baru, kita dapat temukan banyak petunjuk untuk kehidupan berkeluarga.



-----------------------------------------------------------


BAB II.
HIRARKI DALAM KELUARGA



Suami/ seorang Bapak mempunyai tanggung-jawab di dalam fungsi keluarga, dalam hubungan keluarga kepada masyarakat. Demikian juga Ibu/ isteri juga bertanggung jawab kepada keluarga, begitu juga jemaat kepada Kristus. Keluarga adalah bagian dari masyarakat. Maka hendaknya keluarga Kristen bisa mencerminkan kasih Kristus.

* Efesus 5:22-25
5:22 Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,
5:23 karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
5:24 Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.
5:25 Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya


Suami adalah kepala keluarga yang menjadi pengayom bagi istri dan anak-anaknya. Keluarga harus mencerminkan prinsip Kerajaan Allah. Bila cermin pemerintahan Allah ada dalam suatu rumah tanggga, berarti Yesus ada di atas suami. Dalam hal ini wewenang yang dimiliki suami bukan wewenang untuk digunakan semena-mena. Tetapi wewenang yang dibungkus dengan kasih Kristus demi kemuliaan Allah dan tegaknya rumah tangga Allah atau pemerintahan Allah dalam keluarga. Untuk ini seorang suami harus menjadi imam. Dalam hal ini harus ditegaskan bahwa hubungan suami istri dapat menjadi lambang hubungan Kristus dengan jemaat.


Allah menentukan suami harus menjadi imam dalam keluarga. Seperti Kristus berkorban untuk jemaat, demikian pula suami harus berkorban bagi keluarga. Hal ini juga ditegaskan oleh Allah Bapa dalam Kejadian 3:19, bahwa manusia (laki-laki) akan berpeluh dalam mencari nafkah.

Dalam Efesus 5:25, disebutkan bahwa suami harus mengasihi istri seperti “Kristus mengasihi jemaat”. Dalam hal ini, suami harus melihat kasih Kristus sebagai prototype atau teladan kasih yang harus dikenakan terhadap istri. Untuk itu kita harus mengerti tempat Kristus bagi jemaat. Kristus adalah kepala atau pemimpin yang memimpin kepada kebenaran.

Salah satu ciri keluarga yang sehat adalah ketika seorang Bapak benar-benar bertindak sebagai kepala/ commander yang sekaligus menjadi pengayom/ pelindung keluarganya dengan penuh kasih. Seorang Bapak yang menjadi kepala/commander di keluarganya akan berdampak pada kesuksesan pekerjaannya, karena secara psikis dia mempunyai jiwa yang sehat dan ini salah satu modal kesuksesan karir seorang laki-laki.

Di beberapa koran di Singapura sering memuat banyak kasus seorang suami meminta perlindungan hukum, karena mereka “ditindas” istri. Penindasan ini kadang bersifat fisik dan psikis; penindasan bersifat psikis adalah “kasus yang terbesar”, seorang istri “mengomel tiada henti”. Ini akan berdampak buruk terhadap karir suami juga kejiwaan suaminya, ada yang menjadi makin “tumpul” kemampuannya ketika bekerja; tidak kreatif; tidak bergairah dalam bekerja; atau malah menjadi seorang yang “workaholic”. Lebih suka bekerja daripada tinggal di rumah.

Tidak jarang kita jumpai ada keluarga dimana Suami tidak ditempatkan sebagai “kepala” atau sebagai “imam” dalam keluarga. Seorang Istri bisa menjadi sangat dominan penentu keputusan dalam keluarga. Ini banyak terjadi ketika si istri mempunyai karir lebih hebat, punya kemampuan intelektual lebih dari sang suami. Atau mungkin karena sang istri memang mempunyai sifat “dominan”.

Sikap istri yang terlalu dominan membawa suasana rumah-tangga menjadi tidak sehat. Lazimnya memang laki-laki yang memegang kendali keluarga (sesuai Firman Allah). Sikap dominan istri akan menimbulkan konflik bagi jiwa si suami dan anak-anaknya. Mungkin konflik ini kadang tidak terlihat nyata karena mungkin sang suami tidak mempermasalahkan bahwa istri yang memegang “perintah”. Tetapi ini tetap saja akan menjadi suatu konflik sebab “nature” laki-laki adalah diciptakan untuk menjadi “imam”.

Hakekat perempuan sejak semula diciptakan adalah sebagai “penolong yang sepadan” bukan untuk menguasai suami, janganlah menuntut yang berlebihan akan merusak seluruh tatanan kehidupan

* Roma 12:3
Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.


Setiap kali terjadi “penyalahgunaan wewenang” dalam keluarga, selalu akan membawa suasana berkeluarga tidak baik; saat suami berlaku sebagai “diktator” atau istri yang “memegang kuasa penuh” berpotensi besar untuk membuat rumah-tangga tidak harmonis.

Memang kadang-kadang kita jumpai ada ketimpangan diantara suami-istri. Sang istri mungkin jauh lebih pandai, lebih pintar mencari uang, lebih cakap dan sebagainya. Apabila suami “memiliki kekurangan”, maka sebaiknya istri lebih banyak bisa menopang suaminya dalam kasih dan doa. Sebab istri biasanya memiliki kepekaan yang lebih atau waktu yang lebih dalam perkara-perkara rumah-tangga. Namun apabila istri memiliki “kekurangan” dibanding suami, maka sang suami akan menjadi pelindung yang penuh kasih.

--------------------------------------------------

BAB III.
RUMAH YANG INDAH



1. KERAJAAN SURGA HADIR DALAM KELUARGA :

Penting dilakukan bagi setiap anggota keluarga (Bapak, Ibu dan anak) untuk selalu menciptakan suasana Sorga didalam rumah. Tuhan Yesus mengajarkan dalam Doa Bapa Kami “Datanglah KerajaanMu, dibumi seperti di Sorga” Mari kita perhatikan ayat 10 dalam :

* Matius 6:7-15
6:9 Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,
6:10 datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
6:11 Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya
6:12 dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;
6:13 dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)
6:14 Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.
6:15 Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."


Maka apabila doa tersebut diucapkan dengan “sungguh” bahwa kita memohon Kerajaan Sorga datang, maka sikap kita akan terbawa untuk selalu menciptakan suasana Sorga di dalam rumah kita.

Pengucapan “Datanglah kerajaanMu” adalah Ini adalah suatu doa/permohonan supaya Allah memerintah. Memang Allah sudah memerintah, tetapi adakah kita mengakuiNya atau tidak menempatkan Allah sebagai Raja/ Otoritas tertinggi?. Ketika kita berdoa dan mengakuiNya sebagai Raja, dengan demikian ada Tuhan di dalam rumah kita. Kemudian “Jadilah kehendakMu” ini bisa menunjuk pada rencana kekalNya yang pasti akan terlaksana. Jika kita mengundang Allah dan kerajaanNya hadir, maka bumi bagaikan di Sorga. Dengan demikian keluarga hendaknya senantiasa mengundang Kuasa Tuhan dalam kehidupan berkeluarga.


2. SUASANA SORGA

Sorga itu indah, Indah tidak selalu bersifat luxury (mewah). Jika ada kedamaian di dalam rumah maka rumah akan terasa indah. Senyum dan tawa akan mewarnai keindahan itu. Bayangkan saja jika kita hidup di dalam suasana “kaku” dimana Bapak dan Ibunya jarang tersenyum, ini juga akan mempengaruhi karakter anak-anaknya. Di Sorga ada Cinta dan Kasih dimana masing-masing mengasihi satu dengan yang lainnya. Bapak, ibu, anak-anak semuanya bertutur kata manis tidak ada teriakan cek-cok. Keluarga yang damai dan sejahtera itu hanya bisa terwujud jika Allah diundang hadir. Kasih adalah landasan utama dalam penciptaan suasana Sorga :

* Efesus 3:17-20
3:17 sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih.
3:18 Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus,
3:19 dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.
3:20 Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,


Suasana Sorga bermula dari hatimu. Jika hati kita masing-masing mau untuk menciptakan kedamaian dan menghindari konflik, maka hal ini tidaklah sulit untuk diwujudkan.


3. RUMAH YANG RAMAH

Keramahan selalu menghasilkan hal yang positif dalam hubungan antar manusia. Keramahan adalah salah satu bentuk kita menghargai orang lain. Tuhan Yesus adalah pribadi yang ramah, Dia menyapa dengan ramah orang-orang yang dianggap rendah oleh masyarakat sekitarnya; Dia menyapa Zakeus, Dia menyapa perempuan sundal, Dia menyapa orang-orang yang sakit kusta, dst. Kitapun bisa melihat hasil positif dari keramahan Yesus itu, bukan?! bahwa dengan keramahanNYa banyak orang diselamatkan. Keramahan tidak jarang melahirkan sukacita, rumah yang dipenuhi dengan sukacita adalah rumah yang sehat.

* Kolose 4:6
Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu bagaimana kamu harus memberi jawaban kepada setiap orang.


Koreksi diri :
• Apakah anda ramah ketika menyambut suami pulang dari bekerja?
• Apakah anda ramah ketika menyambut istri pulang dari sesuatu aktivitas/ bekerja?
• Apakah anda ramah dan memperlakukan anak-anak sebagai "harta" dari Tuhan?
• Apakah anda ramah ketika berbicara dengan anggota keluarga anda?
• Bisakah anda tetap ramah ketika mendapati anak-anak anda berbuat salah, dan memberikan mereka nasehat yang sesuai?
• Bisakah anda membatasi lamanya kemarahan anda terhadap anggota keluarga yang berbuat salah dan segera bisa memberikan maaf/pengampunan?
• Apakah anda ramah ketika menjawab telpon?
• Apakah anda ramah menyambut orang yang berkunjung ke rumah?
• Apakah anda ramah terhadap para pembantu?
• dan lain sebagainya



4. RUMAH SEBAGAI TEMPAT PERLINDUNGAN YANG AMAN

Rumah adalah "pusat rohani" tempat kita mendidik anak-anak kita menjadi umat Tuhan yang dikenan Allah. Rumah adalah pusat pelatihan diri menjadi sebuah pribadi yang mencerminkan Kristus, menjadi bagian dari masyarakat. Kehidupan kita adalah kesaksian hidup bagi Kristus.
Jadikanlah rumah anda adalah sebuah tempat yang "paling aman", aman bagi jiwa dan aman bagi raga. Ketika kita mendapati anggota keluarga kita "malas-pulang" hendaknya itu menjadi "alarm bahaya" bagi kita, sudahkah kita menciptakan rumah kita sebagai tempat yang "aman"?
Jangan sampai ada anggota keluarga kita yang merasa bahwa rumahnya itu tempat yang menakutkan, takut pulang karena omelan, siksaan dan sebagainya. Rumah yang utuh adalah rumah yang aman bagi penghuninya, dan jadikan suasana rumah itu sebagai pembangkit semangat.


5. DASAR IMAN SUMBER KESELAMATAN

Jika ada satu orang saja dalam keluarga dimenangkan dalam Kristus, dia akan menjadi terang bagi keluarganya. Dan terang itu akan menjadi kesaksian hidup yang akan memberi teladan bagi anggota keluarga lainnya untuk pula datang kepada Yesus dan diselamatkan.

* Kisah Para Rasul 16:31
…"Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu."

-----------------------------------------------------

Bab IV.
IKATAN PERNIKAHAN



Pernikahan adalah lambang kasih antara Kristus dan Jemaat. Kristus mengasihi jemaat dan jemaat menghormati Kristus. Keluarga yang bahagia akan mencerminkan kasih Kristus.


PANDANGAN ALKITAB TENTANG PERNIKAHAN :


1. KEDUANYA MENJADI SATU DAGING

* Kejadian 2:24
Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.



2. PERNIKAHAN SAMPAI MAUT MEMISAHKAN

* Roma 7:2
7:2 Sebab seorang isteri terikat oleh hukum kepada suaminya selama suaminya itu hidup. Akan tetapi apabila suaminya itu mati, bebaslah ia dari hukum yang mengikatnya kepada suaminya itu.



3. ALLAH MEMBENCI PERCERAIAN

Tidak ada kamus perceraian di dalam Kristus, karena keluarga adalah lambang kerajaan Allah.

* 1 Korintus 7:10-11
7:10 Kepada orang-orang yang telah kawin aku--tidak, bukan aku, tetapi Tuhan--perintahkan, supaya seorang isteri tidak boleh menceraikan suaminya.
7:11 Dan jikalau ia bercerai, ia harus tetap hidup tanpa suami atau berdamai dengan suaminya. Dan seorang suami tidak boleh menceraikan isterinya.

* Markus 10:9
Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."



4. ALLAH MEMBERKATI PERNIKAHAN

* Kejadian 2:18
“TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."

* Amsal 18:22
Siapa mendapat isteri, mendapat sesuatu yang baik, dan ia dikenan TUHAN.

* Pengkhotbah 4:9
“Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka.”

* Pengkhotbah 9:9
Nikmatilah hidup dengan isteri yang kaukasihi seumur hidupmu yang sia-sia, yang dikaruniakan TUHAN kepadamu di bawah matahari, karena itulah bahagianmu dalam hidup dan dalam usaha yang engkau lakukan dengan jerih payah di bawah matahari.

* Amsal 31:10-31
PUJI-PUJIAN UNTUK ISTRI YANG CAKAP
31:10 Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata.
31:11 Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan.
31:12 Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya.
31:13 Ia mencari bulu domba dan rami, dan senang bekerja dengan tangannya.
31:14 Ia serupa kapal-kapal saudagar, dari jauh ia mendatangkan makanannya.
31:15 Ia bangun kalau masih malam, lalu menyediakan makanan untuk seisi rumahnya, dan membagi-bagikan tugas kepada pelayan-pelayannya perempuan.
31:16 Ia membeli sebuah ladang yang diingininya, dan dari hasil tangannya kebun anggur ditanaminya.
31:17 Ia mengikat pinggangnya dengan kekuatan, ia menguatkan lengannya.
31:18 Ia tahu bahwa pendapatannya menguntungkan, pada malam hari pelitanya tidak padam.
31:19 Tangannya ditaruhnya pada jentera, jari-jarinya memegang pemintal.
31:20 Ia memberikan tangannya kepada yang tertindas, mengulurkan tangannya kepada yang miskin.
31:21 Ia tidak takut kepada salju untuk seisi rumahnya, karena seluruh isi rumahnya berpakaian rangkap.
31:22 Ia membuat bagi dirinya permadani, lenan halus dan kain ungu pakaiannya.
31:23 Suaminya dikenal di pintu gerbang, kalau ia duduk bersama-sama para tua-tua negeri.
31:24 Ia membuat pakaian dari lenan, dan menjualnya, ia menyerahkan ikat pinggang kepada pedagang.
31:25 Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang hari depan.
31:26 Ia membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah lembut ada di lidahnya.
31:27 Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya, makanan kemalasan tidak dimakannya.
31:28 Anak-anaknya bangun, dan menyebutnya berbahagia, pula suaminya memuji dia:
31:29 Banyak wanita telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka semua.
31:30 Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji.
31:31 Berilah kepadanya bagian dari hasil tangannya, biarlah perbuatannya memuji dia di pintu-pintu gerbang!



5. TUGAS SUAMI-ISTERI

* 1 Korintus 7:3-4
7:3 Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap suaminya.
7:4 Isteri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya, demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi isterinya.

* Kejadian 2:23-24
2:23 Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."
2:24 Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.

* 1 Petrus 3:1-7
HIDUP BERSAMA SUAMI ISTERI
3:1 Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya,
3:2 jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu.
3:3 Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah,
3:4 tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.
3:5 Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya,
3:6 sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman.
3:7 Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.

* 1 Timotius 3:11
Demikian pula isteri-isteri hendaklah orang terhormat, jangan pemfitnah, hendaklah dapat menahan diri dan dapat dipercayai dalam segala hal.

---------------------------------------------------------

BAB V.

KONFLIK DALAM PERNIKAHAN


1. KONFLIK

BEBERAPA FAKTOR PENYEBAB KONFLIK HUBUNGAN SUAMI ISTRI :

1. Perbedaan latar belakang

• Pendidikan
• Status sosial
• Hobby
• Pandangan/wawasan
• Ras, Adat-istiadat (suku)

2. Perbedaan kepribadian

• Gaya pribadi (dominan, intim, stabil, cermat)
• Tipe pribadi (sanguin, plegmatik, melankolik, kolerik)
• Orientasi pribadi (non struktural- struktural, tugas-orang)

"Pernikahan adalah perpaduan emosi dua pribadi yang saling berfungsi, meskipun keduanya berbeda dan tetap memegang teguh jati-diri masing-masing. Namun mereka adalah satu-kesatuan. Konsep Alkitabiah mengenai hal ini tertulis dalam Kejadian 2:24 “Satu daging.”

Jika ada konflik dalam hubungan suami-isteri, cobalah mencari akar penyebab dari konflik itu, misalnya ketidak-mampuan untuk menerima orang lain seperti apa adanya. Tidak mengampuni, kurangnya pengorbanan bagi pihak yang lain, dsb. Naikkan doa syafaat bagi pasangan kita, memuji Allah untuk apa yang akan Dia kerjakan. Jikalau mungkin ajaklah pasangan anda untuk berdoa bersama, karena jika kita sepakat meminta sesuatu maka Allah akan mengabulkannya :

* Matius 18:19
Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.


Doakanlah pasanganmu yang menyakiti hatimu, karena sebagai murid Yesus kita diminta untuk serupa dengan Dia yang pengasih dan penyayang.

* Mazmur 103:8
TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia.


Dalam keadaan tertentu, ada baiknya kita berdoa dan berpuasa untuk memohon pertolongan Tuhan atas konflik yang terjadi dalam pernikahan/ keluarga, berpuasa tidak selalu bertendensi kepada “tidak makan/ minum”. Berpuasa bisa punya arti luas; menahan emosi; menahan untuk tidak mengeluh; menahan kelakuan untuk menang sendiri dan lain-lain. Bila ada orang yang rela berpuasa untuk orang-orang yang terlibat masalah, bersyafaat dan berdiri dihadapanNya bagi saudaranya yang lemah, Allah berjanji untuk memberkati puasa itu dan memperbaiki kerusakan hubungan kita di dalam berkeluarga.

* Yesaya 58:6-12
58:6 Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk,
58:7 supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!
58:8 Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu.
58:9 Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku! Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah,
58:10 apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari.
58:11 TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan.
58:12 Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan "yang memperbaiki tembok yang tembus", "yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni".


Jawaban dari Konflik dalam pernikahan, bukanlah meninggalkan pernikahan atau perceraian. Melainkan izinkan Yesus untuk memerintah di dalam pernikahan. Karena Yesus adalah satu-satunya yang dapat merobohkan tembok-tembok kekerasan yang memisahkan suami dengan isteri dengan kasihNya.

Efesus 2:14
Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,



2. MENGHINDARI KONFLIK; THANKFUL HEART

Hati yang mengucap syukur hanya ada pada orang-orang yang memahami berkat yang sudah diterima dari Tuhan. Orang yang suka mengucap syukur, jarang terlibat dalam suatu konflik.

* Ibrani 13:15
Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.


Jangan bosan mengucapkan "terima kasih" pada hal-hal yang kecil sekalipun terhadap pasangan anda, seperti ketika salah satu pasangan membereskan meja makan atau membuang sampah. Terima kasih adalah kalimat yang mempunyai pengaruh begitu besar. Saya menyebutnya “magic words”, ucapan terima kasih itu membuat kita merasa lebih dihargai sehingga kita menjadi ingin melakukan lebih pada orang yang mengucapkannya. Jika kita ingin dihargai maka hargailah dulu orang lain. Jika kita ingin dihormati maka hormati dahulu orang lain. Ini juga berlaku mutlak bagi pasangan kita.


3. TINDAK LANJUT MENGATASI KONFLIK PERNIKAHAN

a. Buatlah daftar dari hal-hal yang dapat kita banggakan dari pasangan kita. Tiap-tiap hari nikmati bersama 5 dari hal-hal tersebut, dari-pada mengkritik, untuk paling sedikit seminggu lamanya. Teruskan sampai daftarnya habis.

b. Membina komunikasi dan mendiskusikan bersama apa yang menjadi harapan dan impian suami-istri tersebut terhadap keluarganya. Mungkin dimulai dengan membicarakan hal-hal umum seperti memilih rumah idaman, menata dekorasi rumah atau merencanakan anggaran biaya sekolah anak dsb. Semakin tinggi frekuensi pasangan melakukan diskusi dan saling berdialog, akan membuat hubungan menjadi lebih akrab. Mengapa hal seperti ini begitu penting? Setiap pasangan, bahkan yang paling berbahagia sekalipun, pasti akan melewati masa-masa sulit ketika mereka menemui ketidak-sepahaman dalam memecahkan sebuah masalah. Dengan demikian, akan timbul perasaan dalam diri keduanya sebagai sebuah tim yang harus meng-golkan cita-cita, yakni mempertahankan keutuhan pernikahan.

c. Usahakan selalu menghargai pendapat pasangan kita. Ketika saling bertukar cerita, jangan pernah saling menjatuhkan. Sebaliknya, ajang komunikasi tersebut dijadikan sarana untuk mengekspresikan rasa setia dan mempertebal komitmen serta memperkuat cinta. Jika hal itu terlaksana dengan baik, niscaya masing-masing pihak akan merasakan keuntungan hidup berumah tangga.


4. PERSELINGKUHAN

Tidak ada orang yang suka dikhianati, demikian juga tidak ada yang merasa senang jika mengetahui pasangannya sedang berselingkuh. Allah tidak setuju terhadap hal ini. Namun bagaimana jika kita menghadapi hal ini? Pertama; anda jangan membiarkan diri kita dikuasai emosi sehingga melakukan hal-hal yang tidak baik atau bahkan lebih jauh melakukan tindakan melanggar hukum/ melakukan tindakan kriminal. Kedua, cobalah memahami bahwa setiap orang yang melakukan perselingkuhan, “tahu bahwa dirinya sedang berbuat dosa”. Tidak peduli dia orang Kristen atau bukan, mereka tahu bahwa perselingkuhan itu salah. Sebab masalah ini juga merupakan pelanggaran norma yang berlaku di masyarakat. Ketiga, menangkan kembali pasangan anda untuk kembali dan mempunyai tanggung-jawab dalam rumah tangga.
Maka apabila anda mendapati pasangan kita sedang berselingkuh janganlah memberikan jugdement-judgement dengan kemarahan tak terkendali yang akan membuatnya lebih menjauhi anda. Tetapi berusahalah untuk meyakinkan pasangan anda bahwa dia mempunyai tanggung jawab terhadap pernikahannya dan tanggung-jawab terhadap anak-anaknya. Terlebih lagi tanggung jawab kepada Tuhan. Tunjukkan kasih kepada pasangan kita bahwa kita inilah “yang paling special” untuknya, dan curahkan perasaan kita kepadanya. Bersikaplah bahwa anda ini patut untuk dicintai, dan mudah untuk dicintai.

Percayalah bahwa kemudian dia tidak akan pernah meninggalkan anda, ini penting untuk membangun “konsep diri” dan selalu berusaha berpikir positif. Tentu saja, hal ini kadang sulit sekali untuk dilakukan; malah yang sering terjadi kita menjadi histeris dan sulit berpikir dengan kepala dingin. Pada saat demikian, obat yang paling mujarab adalah “DOA”, Tuhan adalah “konselor” terbaik, dan paling bijaksana. Dia tidak akan pernah membocorkan rahasia-rumah tangga kita kepada orang lain. Kita melihat banyak contoh yang dilakukan Raja Daud, dia sering melepaskan kehancuran hatinya dihadapan Tuhan.

Kadang ada baiknya melakukan “sharing/ mengungkapkan keluh-kesah” kepada sahabat-sahabat kita; mereka bisa menjadi “the shoulder to cry on”, tetapi ada buruknya juga; Bahwa gossip rumah-tangga sering bocor dari mulut seorang teman. Dan kadang malah berdampak buruk.


MENGAPA BISA TERJADI PERSELINGKUHAN?

Bagaimanakah dosa itu lahir?.

* Yakobus 1:14-15
1:14 Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.
1:15 Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.

Perselingkuhan terjadi sebagai sebab :

• kita membiarkan hati kita untuk dicobai.
• Manusia kadangkala sangat menitik-beratkan pada tuntutan hati dan keinginan-keinginannya.

Seseorang yang mengalami perselingkuhan, dia sedang ada dalam “accident/kecelakaan” terhadap suatu komitmen. Kita tahu kadang-kadang kecelakaan terjadi akibat sikap teledor dan kesengajaan. Yakobus mengatakan “dia dicobai oleh keinginannya sendiri, terseret dan terpikat olehnya”. Getaran akibat perasaan “cinta” terhadap lawan jenis yang tidak semestinya, kadang memang sulit dibendung. Kadang pesonanya mengaburkan segala komitmen dan pengetahuan tentang kebenaran. Dan setiap orang tidak terkecuali orang baik-baik, rohaniawan, berpendidikan atau tidak, kaya, miskin, semuanya punyai potensi mengalami “accident” ini.

Menurut Psikolog Darmanto Jatman; “Apabila istrimu menceritakan figur rekan laki-lakinya dengan perasaan kagum lebih dari 3 kali sehari, tolonglah dia sebab dia sedang jatuh cinta……”.

Perselingkuhan timbul karena ada kecocokan; dalam berdialog itu yang utama, ketika mereka menemukan kecocokan ini, maka sangat berbahaya, bisa berlanjut ke jenjang yang lebih dalam dan akan susah mengakhirinya. Perselingkuhan yang didasari oleh pemenuhan kebutuhan emosi (jiwa) lebih susah diakhiri daripada perselingkuhan yang hanya didasari oleh hasrat seksual.

Namun perselingkuhan tidak selalu berkonotasi “kontak seksual”. Perselingkuhan bisa menimpa siapa saja. Ternyata, menangkal pernik- pernik perselingkuhan tidak semudah yang kita duga, karena godaan cukup besar. Tuhan Yesus memberikan peringatan sbb :

* Matius 5:27-28
5:27 Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah.
5:28 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya


Definisi perselingkuhan adalah “hubungan pribadi di luar nikah, yang melibatkan sekurangnya satu orang yang berstatus nikah”, dan didasari oleh tiga unsur:

1) saling ketertarikan
2) saling ketergantungan
3) saling memenuhi secara emosional dan seksual.

Kata berselingkuh, dalam kamus bahasa Indonesia berarti curang, atau tidak jujur, atau tidak berterang-terangan, atau corrupt, sering kali kita tidak menyadari bahwa berselingkuh adalah satu perkara yang tidak berkenan kepada Allah.

Ketika kita menghadapi kenyataan bahwa pasangan kita berselingkuh, jangan cepat-cepat menghakiminya dengan rentetan cacian, hujatan dan kemarahan yang bertubi-tubi. Pahami dia sedang mengalami “accident” yang harus segera “ditolong” untuk lepas dari jeratannya. Pahamilah mengapa dia berselingkuh, adakah kekurangan kita, adakah kesalahan-kesalahan yang tidak sengaja kita lakukan terhadapnya, atau mungkin kita mengabaikan kebutuhannya sekian lama. Hati yang lapang dan sikap pengampunan sangat diperlukan untuk pengobatannya. Sadari bahwa anda-lah tokoh utama penyelamat pernikahanmu, bukan pihak ketiga (pendeta, saudara, orang-tua, teman-teman, dll.) dan pasangan anda adalah harta milikmu.

Pahami; adakah hal-hal yang tidak bisa dia bagikan (sharing)-kan denganmu? Apakah dia nyaman ketika menceritakan tentang urusan pekerjaannya denganmu? Apakah anda menjadi pendengar yang baik setiap kali dia berkeluh-kesah? Apakah anda bisa menjadi penolong yang diandalkan dalam menghadapi kesulitan yang dihadapi. Ketika tidak-ada kecocokan dalam dialog suami-isteri maka disinilah awal timbulnya keretakan.

Seringkali seorang suami memendam sendiri urusannya dan tidak mau menceritakannya kepada isterinya karena yakin jika isterinya tahu, dia akan marah besar. Kadang hal ini bisa menumpuk dan membuatnya penat. Dan bahayanya jika suami bertemu dengan seorang wanita yang bisa menjadi pendengar yang baik, maka disitulah awal perselingkuhan itu.
Fungsi isteri adalah menjadi “penolong yang setia” maka ini harus selalu diingat, agar istri benar-benar menjadi pribadi yang patut dipuja oleh sang suami. Demikian juga sebaliknya seorang suami bisa mengabaikan fungsinya, sehingga istri mungkin lebih suka curhat ke rekan-rekan lainnya. Lebih nyaman berbagi airmata kepada orang lain dari-pada suaminya sendiri. Ini akan menimbulkan dampak yang tidak baik.

Kasihilah pasanganmu dengan jiwamu, ungkapkan itu terus-menerus kepadanya. Supaya dia senantiasa ingat bahwa dia memiliki harta yang hebat di rumah. Ucapkan kata “aku mengasihimu/ I love you” setiap hari. Peluk dia dengan kasih, bicaralah dengan bahasa yang sopan dan lembut, hargai setiap pendapatnya, hormati dia, maka dia tidak akan pernah meninggalkan anda. Saya sangat menyukai ungkapan dari penulis Lenny Cohen “I love you everyday, and twice on Sunday” kedengarannya lucu, tetapi indah didengar, bukan?!

Seks adalah sarana kasih dalam pernikahan, walaupun bisa dikatakan sebagai “kebutuhan-wajib” tetapi terlebih penting adalah “relationship” suami-isteri. Bina-lah kecocokan antara anda dan pasanganmu. Kasih itu tidak hanya dimulut saja. Sebagai contoh; seorang suami mengasihi istripun dikatakan seperti mengasihi diri sendiri, tidak mungkin kita akan menghancurkan diri sendiri, atau menghancurkan tubuh sendiri. Dengan kata lain; jika kita merusak penikahan artinya kita merusak tubuh sendiri (suami-isteri adalah satu tubuh). Kristus adalah kepala daripada jemaat, suami adalah kepala dari pada rumah tangga, bagaimana menyatakan kasihnya, saling menyatakan timbal balik dalam perbuatan yang nyata, sekali lagi karena ini adalah kehendak Allah:

* Efesus 5:28-32
5:28 Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
5:29 Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,
5:30 karena kita adalah anggota tubuh-Nya.


Tubuh kita adalah bait Allah, mari kita pelihara bait suci Allah ini. Kekacauan akibat perselingkuhan akan mempengaruhi kehidupan keluarga kita. Seorang anak tidak bisa menghormati orang-tuanya jika mereka tahu orang-tuanya melakukan perselingkuhan. Sebagai akibat apa yang perbuat orang tuanya, kekacauan ini akan berpengaruh terhadap kesehatan emosional anak-anak kita. Kita lihat contoh di Alkitab bagaimana Absalom tidak pernah bisa hormat kepada Daud ayahnya, karena dia tahu ayahnya berselingkuh dengan Betsyeba. Absalom menjadi sosok yang memberontak bapaknya sendiri sampai akhir hayatnya. Inilah kedasyatan Alkitab, yang selalu jujur menulis kehidupan para nabi. Ini dimaksudkan sebagai pembelajaran dan contoh yang harus dihindari bagi umat Tuhan selanjutnya.


5. MENJAGA PERNIKAHAN TETAP HARMONIS

Seorang ibu tidak akan pupus perasaan cintanya kepada anak-anaknya, tetapi dia bisa kehilangan rasa cintanya kepada suaminya. Kenyataan ini lazim ditemui. Padahal kita akan tinggal serumah selama-lamanya dengan suami/ isteri kita sampai kematian menjemput. Saat anak-anak kita beranjak dewasa dan menikah kitapun tetap tinggal bersama dengan suami/istri kita.
Maka disinilah pentingnya pembinaan hubungan suami-istri untuk tetap harmonis, karena “you're going to live with him/her forever”. Jadikanlah suami/isteri kita itu “soul mate” atau “pasangan jiwa” yang tidak terpisah. Berikut langkah-langkah menjadikan pernikahan tetap harmonis :


a. WAKTU BERDUA

Salah satu persoalan terbesar dalam perkawinan saat ini adalah kurangnya waktu dalam kebersamaan. Namun, pasangan yang berbahagia tersebut selalu mengatur jadwal mereka untuk dapat meluang waktunya bersama, setidaknya seminggu sekali. Walaupun sudah menikah lama, kita tetap memerlukan waktu untuk berdua, seperti masa-masa suasana jatuh-cinta pada masa muda dulu. Sayang sekali ini susah dilakukan diakibatkan kesibukan urusan rumah-tangga yang rutin, urusan anak dan sebagainya. Kadang-kadang perlu sesekali dilakukan dengan makan malam berdua, berjalan-jalan berdua untuk tetap menjaga bahwa hubungan ke-2 orang yang sudah menjadi suami isteri itu tetap akrab. Sebab pernikahan yang sudah lama akan lambat-laun mematikan “rasa cinta” mula-mula seperti saat berpacaran dulu, sehingga sering sekali kita mendengar keluhan “pernikahan saya hambar”.


b. SALING PERCAYA DAN MENGHARGAI

Ketika suami-isteri saling percaya dan menghargai, artinya mereka telah mencapai “titik” damai didalam keluarga. Percaya, artinya kita mempunyai harapan, percaya bahwa suami mampu melakukan pekerjaan besar, percaya dia akan tetap setia dsb. Demikian juga sikap suami terhadap istri, menaruh kepercayaan bahwa dia mampu malakukan tugas-tugas rumah tangga, mendidik anak, melakukan pekerjaan, tetap setia dsb. Sikap percaya ini akan mendatangkan kedamaian. Ketika kita menghargai seseorang itu juga akan tercermin dengan tutur kata kita. Kita akan berbicara dengan lembut dan sopan. Hendaknya kita juga selalu bertutur kata sopan dan lembut kepada pasangan kita sebagai wujud penghargaan dan kasih. Suami dan istri adalah makhluk yang berharga di mata Allah.


c. MUDAH MEMAAFKAN

Kita harus menjaga hati kita masing-masing, agar setiap konflik yang kita hadapi tidak berlanjut kepada hal-hal yang lebih buruk


* Amsal 4:23
Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.


Saat kita “memaafkan” kesalahan seseorang, saat itu juga kita berdamai dengan seorang yang membuat kita jengkel, marah dan kecewa. Janganlah kita menyimpan kekesalan dan kemarahan terhadap pasangan kita sampai berhari-hari, bicarakan dan capailah titik temu kesepakatan jika mengalami konflik dan memaafkan kesalahan yang dibuat pasangan kita. Jangan membenci Hartamu”; saat kita membuang harta itu, kita akan menjadi miskin!

-----------------------------------------------

BAB VI.
PENDIDIKAN RUMAH



1. DISIPLIN ANAK

Orang harus belajar untuk mengetahui bagaimana hidup dan bekerja dengan orang lain. Untuk menjadi bahagia mereka mau bergaul dengan berbagai jenis orang yang ada di sekelilingnya. Setiap anak dalam hatinya menginginkan untuk dicintai. Jika anda peduli terhadap anak-anak, anda tentu percaya pada disiplin. Jika anda percaya pada disiplin, anda harus peduli pada anak-anak. Perasaan yang kuat terhadap penghargaan diri (self esteem) merupakan salah satu yang terpenting dari orang-tua untuk dapat diberikan pada diri seorang anak.

Disiplin dapat membantu seorang anak tumbuh dengan kepercayaan diri dan kontrol diri yang baik, yang dituntut oleh kesadaran yang baik dari dirinya dan tingkah laku yang positif terhadap orang-orang dan pengalaman hidupnya, perasaan yang baik tentang dirinya dan perasaan tanggung jawab, serta kepedulian terhadap lingkungannya. Cara yang efektif untuk menerapkan disiplin pada anak adalah lakukanlah disiplin tersebut secara konsisten dan yakin dengan tindakan yang kita lakukan (Orang tua menjadi tokoh central disiplin).

Peran orang-tua sangat penting di mata Allah. Orang-tua adalah rekan sekerja Allah dalam mendidik dan mempersiapkan anak-anak dari kecil hingga dewasa menjadi umat Tuhan yang berguna bagi kemuliaanNya. Tuhan Yesus menyukai anak-anak, begitu pentingnya pendidikan dan pembekalan bagi mereka ini, karena anak-anak adalah upah dari Allah :

* Mazmur 127:3
Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan buah kandungan adalah suatu upah.


Pendidikan rumah sangat penting, kita tidak boleh bergantung kepada pendidikan anak di sekolah saja. Ada banyak pendidikan-pendidikan lain yang diperlukan anak-anak untuk bekal dalam bermasyarakat. Pengetahuan etiket dan budi pekerti tidak didapatkan dalam sekolah saja tetapi terlebih penting dijarkan oleh orang tua kepada anak-anak. Pengetahuan dan etiket terparah yang kurang dimiliki oleh masyarakat disekitar kita diantaranya adalah :

1. Minimnyanya disiplin antre di tempat-tempat umum.
2. Tidak suka mengucapkan terima-kasih kepada orang yang memberikan layanan di tempat umum (misalnya di restauran/ kepada pelayan restauran, kepada kasir di toko-toko, kepada orang yang membukakan pintu bagi kita) dan lain-lain.
3. Kurang menghargai appointment dengan seseorang, kurang menghargai janji waktu. Jika ada orang yang menunggui kita sesuai janji, maka kita harus show-up sesuai appointment yang sudah disepakati.

Pendidikan seperti diatas ini diberikan oleh orang-tua kepada anak dengan memberi contoh perilaku, tidak cukup hanya kata-kata saja. Pendeknya jika orang-tua tidak disiplin, maka jangan harap anak-anak kita menjadi orang-orang yang disiplin.


2. MASALAH

Anak-anak mungkin tidak patuh atau memberontak kepada orang tua, pengasuh, guru dan sebagainya. Ketika anak-anak beranjak remaja-dewasa, ini adalah hal yang cukup sulit bagi para orang tua untuk mendidik mereka, sebab ada banyak hal yang dianggap sebagai tren gaul, padahal dampaknya buruk sekali contohnya : pergaulan bebas, begadang, mentato tubuh, minuman keras, narkoba dan seks bebas dan sebagainya. Ajari mereka untuk menghormati tubuh mereka. Bahwa tubuh kita adalah Bait Allah yang kudus.

* 1 Korintus 3:16-17
3:16 Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?
3:17 Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu"



3. PANDANGAN ALKITAB

Bila seorang anak dibesarkan dengan prinsip-prinsip Alkitab, mareka cenderung akan tetap mengikuti prinsip tersebut dalam kehidupannya yang selanjutnya. Orang tua bertanggung jawab atas pelatihan dan pendisiplin yang tepat bagi anak-anak sampai masa dimana mereka tidak lagi tergantung pada orang-tuanya.

* Ulangan 6:5-7
6:5 Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.
6:6 Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan,
6:7 haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.

* Amsal 22:6
Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.

* Amsal 19:18
Hajarlah anakmu selama ada harapan, tetapi jangan engkau menginginkan kematiannya.

* Amsal 13:24
Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya.

* Amsal 22:15
Kebodohan melekat pada hati orang muda, tetapi tongkat didikan akan mengusir itu dari padanya.

* Efesus 6:4
Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.

* 1 Timotius 3:4
seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya.

* Titus 2:4
dan dengan demikian mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya,



4. INSTRUKSI/ PERINTAH TUHAN

* Efesus 6:1-4
6:1 Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian.
6:2 Hormatilah ayahmu dan ibumu--ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini:
6:3 supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.
6:4 Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.

* 2 Timotius 3:15
Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh
iman kepada Kristus Yesus.



5. METODE

Ajarlah anak-anak sejak mereka masih kecil, dan jangan pernah menyerah. Sepanjang mereka berada di rumah, biarkan mereka menjadi perhatian utama. Ajarlah mereka untuk mencari teman-teman yang baik. Mereka akan memiliki teman- teman yang baik dan tidak baik. Melalui pegaulan antar-teman mereka akan membuat perbedaan yang cepat dalam kehidupan mereka. Adalah penting agar mereka mengembangkan suatu sikap toleransi terhadap semua orang, tetapi yang lebih penting adalah mereka dapat berkumpul di sekitar orang- orang yang baik yang akan mendatangkan kebaikan bagi mereka. Kalau tidak mereka dapat tercemar oleh cara-cara teman mereka.

Ajarlah mereka untuk menjadi manusia yang baik. Ajarlah remaja putra kita untuk menghormati remaja putri sebagai para putri Allah. Ajari para putri anda untuk menghargai remaja putra, karena anak-anak lelaki yang memegang imamat. Anak-anak lelaki nantinya akan menjadi manusia dewasa yang hendaknya menjadi pemimpin dan harus menentang kejahatan-kejahatan. Nantinya menjadi pengayom bagi keluarganya.
Ajarlah mereka untuk berdoa. Tidak seorang pun di antara kita cukup bijak untuk melakukannya sendiri. Kita memerlukan pertolongan, kebijaksanaan, bimbingan dari Roh Kudus dalam mengambil keputusan-keputusan yang amat penting dalam kehidupan kita. Tidak ada yang dapat menggantikan doa. Tidak ada sumber yang lebih besar dari kekuatan Tuhan.

Dalam mendidik anak, tekankan pentingnya kebutuhan untuk memanifestasikan buah dari roh. Ketika buah-buah roh ada dalam diri anak-anak, maka mereka akan lebih mampu menjalankan disiplin, kasih dan peraturan di rumah.

* Galatia 5:22-23
5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu


Bicaralah dengan anak-anak sesuai tingkat pemahaman mereka. Jelaskan kepada mereka apa yang kita harapkan dari mereka. Jangan suka menghukum mereka dalam kemarahan. Berilah contoh kepada mereka, agar mereka dapat meneladani prilaku kita (orang-tua). Ingatlah contoh prilaku orang-tua adalah lebih efektif dari pada hanya kata-kata.

Bawalah anak-anak kita ke Gereja dan biarkan mereka menyaksikan kita (orang-tuanya) menyembah Allah dan berdoa. Kemudian mohonlah kepada Allah untuk memberimu petunjuk apa yang harus dilakukan pada anak-anak kita.

Penanaman disiplin pada anak diciptakan dalam keadaan hubungan suami isteri yang harmonis. Ayah dan Ibu mencerminkan satu kubu yang bersatu/ menyatu dengan cara :

a. Meminimalkan perbedaan pendapat (pertengkaran mulut) antara orang-tua dihadapan anak-anak.
b. Tidak ceroboh. Jadilah tegas dalam semua instruksi dan disiplin
c. Pahami bahwa tanggung jawab orang tua melampaui/ lebih besar dibanding pendidikan sekolah, klub, kelompok, dan organisasi lainnya .

Laksanakan disiplin sesuai dengan usia anak dan pelanggarannya. Peraturan disiplin adalah sebagai berikut :

a. Buatlah pedoman/ petunjuk yang jelas sehingga ana-anak kita tahu apa yang harus dilakukannya dan apa yang dilarang.
b. Hukumlah setiap ketidak-patuhan.
c. Tegakkan disiplin dalam kasih bukan dalam kemarahan.
d. Yakinkan si anak mengerti akan kesalahan yang telah dibuatnya.
e. Tujukkan kasih kepadanya sesudahnya.
f. Selalu berikan pengampunan sesudahnya, kemudian perlakukan anak itu seperti hal itu tidak pernah terjadi.
g. Laksanakan terus disiplin, yakinkan perintah kita dipatuhi.
h. Bila orang-tua yang bersalah, mintalah maaf kepada anak-anak kita.


6. PRINSIP-PRINSIP

a. Tekankan pentingnya kepatuhan kepada orang tua, karena tidak patuh kepada orang tua berarti tidak patuh kepada Allah dan membawa kekacauan dan keruwetan dalam rumah tangga.
b. Tekankan pola berfikir anak-anak kita terhadap ajaran Kristus. Mulailah mempelajari referensi buah Roh. Bicarakan ayat-ayat referensi mengenai hubungan orang tua dan anak.
c. Tekankan pentingnya memberi Allah tempat yang utama dalam segala hal dan setiap hubungan.

Ingatlah tidak ada sesuatupun yang dapat menggantikan waktu kebersamaan kita dengan anak-anak kita. Anak-anak adalah berkat yang datang dari Sorga dan Yesus mengasihi anak-anak.


---------------------------------------------------------

BAB VII.
PENDIDIKAN SEKS BAGI ANAK



Seks, bagi sebagian orang kata tersebut terdengar "menyeramkan", membicarakannya merupakan suatu hal yang tabu, apalagi mengkaitkannya dengan anak-anak. Sehingga menyebabkan banyak orang tidak tahu-menahu tentang pendidikan seks, berbeda dengan di negara-negara Barat, seks sudah diajarkan pada saat anak-anak masih berusia remaja dan mereka tidak malu untuk bertanya pada orang tuanya. Seks adalah sesuatu yang alamiah, merupakan suatu proses biologis yang terjadi pada setiap mahluk hidup.

Apakah seks itu buruk pada hakekatnya? tentu saja tidak. Sebagian masyarakat percaya bahwa pendidikan seks harus diberikan di rumah. Adalah sangat baik jika pengetahuann ini diajarkan oleh orang-tua sebagai pribadi yang terdekat dengan anak-anak, dan jangan menunggu sampai anak sudah menjelang remaja atau ABG.

Akhir-akhir ini tayangan berita Kriminal di TV-TV Swasta banyak sekali mengungkapkan kasus-kasus kejahatan seksual kepada anak-anak dibawah umur yang dilakukan oleh orang-orang terdekatnya. Bahkan seringkali para pelaku bukanlah dari kalangan orang berpendidikan, malah sebagian besar kasus-kasus yang dibuat di berita itu adalah dari kalangan masyarakat bawah. Penting sekali bagi para orang-tua untuk memberikan proteksi dan pengawasan kepada anak-anaknya.

Nafsu seks timbul dalam diri manusia mulai pada usia puber (balig). Oleh sebab itu, seseorang sejak usia kanak-kanak harus diberi pendidikan seks agar ia tidak merasa bingung dan tersesat ketika menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam dirinya, baik perubahan fisik maupun kejiwaan. Tentu saja, pendidikan seks yang diberikan harus sesuai dengan tingkatan umur dan intelegensi si anak, dan terus ditingkatkan seiring berjalannya waktu menuju kedewasaannya.


PENTING!!
Seorang anak perlu mengetahui organ-organ tertentu dari tubuhnya yang tidak boleh disentuh sembarangan oleh orang lain. Ancaman pelecehan seksual menjadi alasan mengapa persiapan menghadapi masa remaja menjadi tanggung jawab orang tua dan keluarga.



TUJUAN :

Tujuan pendidikan seksual adalah untuk membentuk suatu sikap emosional yang sehat terhadap masalah seksual dan membimbing anak dan remaja ke arah hidup dewasa yang sehat dan bertanggung jawab terhadap kehidupan seksualnya. Hal ini dimaksudkan agar mereka tidak menganggap seks itu suatu yang menjijikan dan kotor. Tetapi lebih sebagai bawa-an manusia, yang merupakan anugrah Tuhan dan berfungsi penting untuk kelanggengan kehidupan manusia, dan supaya anak-anak itu bisa belajar menghargai kemampuan seksualnya dan hanya menyalurkan dorongan tersebut untuk tujuan tertentu (yang baik) dan pada saat dia memahami tanggung-jawab dari aktivitas seksualnya.


Penjabaran tujuan pendidikan seksual dengan lebih lengkap sebagai berikut :

• Mengajar anak-anak kita bertanggung-jawab atas tubuhnya sebagai bait Allah yang kudus.
• Memberikan pengertian yang memadai mengenai perubahan fisik, mental dan proses kematangan emosional yang berkaitan dengan masalah seksual pada masa-remaja.
• Mengurangi ketakutan dan kecemasan sehubungan dengan perkembangan seksual pada masa remaja dan penyesuaian seksual (peran, tuntutan dan tanggungjawab).
• Memberikan pengetahuan tentang kesalahan dan penyimpangan seksual agar seorang anak itu dapat menjaga diri dan melawan eksploitasi yang dapat mengganggu kesehatan fisik dan mentalnya.

Untuk memberikan Pendidikan Sesual ada baiknya kita memahami dahulu beberapa perbedaan antara Laki-laki dan Perempuan sebagai berikut :


1. PERBEDAAN BIOLOGIS LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

• Perbedaan faktor genetis (khromosom X,Y), bio-kimia, anatomi seks laki-laki dan perempuan menyebabkan perbedaan pada penampilan fisik.
• Perbedaan fisik tersebut sangat jelas dalam perbedaan peranan mereka dalam “reproduksi”. Dengan demikian masyarakat mengharapkan perilaku yang berbeda pada pria dan perempuan.
• Perbedaan hormon androgen (yg sangat tinggi pada laki-laki) mempengaruhi fungsi otak, yg menyebabkan anak laki-laki lebih agresif, lebih aktif, mempengaruhi pembentukan otot yang lebih kuat (lebih aktif dalam kegiatan olah raga, misalnya).


2. PERBEDAAN SOSIAL ANAK LELAKI DAN PEREMPUAN :

• Sosialisasi dan pengalaman sosial mempengaruhi perkembangan gender seseorang. (anak lelaki mengidentifikasi dirinya dengan ayahnya, dan anak perempuan mengidentifikasi diri dengan ibunya).
• Semenjak Balita, dengan sendirinya anak lelaki menjadi lebih kelaki-lakian, dan anak wanita menjadi kewanitaan, sekalipun ayah dan ibu mereka tidak bersama dengan mereka. Sebagai contoh anak lelaki lebih cenderung suka bermain bola dan anak perempuan lebih suka bermain boneka.


3. SOSIALISASI GENDER:


Seorang anak secara naluri dengan segera mengerti dia ada dikelompok gender yang mana, dan ini akan dikuatkan dengan hal-hal sebagai berikut :

Orang tua sering mendidik anaknya untuk berlaku sesuai dengan gender mereka. Seorang ibu sering menggunakan “pujian” atau “hukuman” untuk mengajar putrinya menjadi lebih feminim. Misalnya, “Rachel, kau akan terlihat lebih manis kalau memakai pita rambutmu” dan kepada anak laki-lakinya, “Michael, anak lelaki sebesar kamu tidak boleh cengeng”.

Teman-teman sebaya juga sudah mulai berprilaku sesuai dengan gendernya. Anak-anak mengelompok sesuai jenis kelaminnya. Anak laki-laki bermain dengan anak lelaki, anak perempuan bermain dengan anak perempuan. Menurut hasil penelitian Eleanor Maccoby (1997) teman sebaya memainkan peranan penting dalam sosialisasi perilaku gender. Mereka mengajar satu sama lain apa perilaku yang dapat diterima oleh gendernya dan apa perilaku yang tidak dapat ditolerir.

Seorang anak akan melihat dunia sekitarnya, masyarakat sekitarnya, yang memberikan pengertian perbedaan gender laki-laki dan perempuan. Televisi juga berperan dalam mensosialisaikan peranan gender. Misalnya dalam tayangan-tayangan khusus yang memperlihatkan peranan wanita dan lelaki.


4. TOKOH PENDIDIK :

Banyak sekali anak-anak kita mendapat pengetahuan seks bukan dari orang tua melainkan dari sumber lain (teman, buku, majalah, TV, film, internet) dan hal itu akan menyebabkan kekurang-tahuan, yang menyebabkan penerapan pengetahuan tersebut tidak pada tempatnya.

Ketika seorang anak mendapat pengetahuan seks yang tidak sesuai dengan daya pikirnya saat itu, akan menyebabkan seorang anak menjadi penasaran dan ingin mencobanya walaupun tahu belum waktunya. Maka dari itu orang-tua akan lebih cocok untuk mengajarkan nilai-nilai moral mengenai seksualitas dan aktifitas seksual kepada anak-anak mereka.

Dalam membicarakan masalah seksual, sifatnya sangatlah pribadi dan membutuhkan suasana yang akrab, terbuka dari hati ke hati antara orang tua dan anak. Hal ini akan lebih mudah diciptakan antara ibu dengan anak perempuannya atau bapak dengan anak laki-lakinya, sekalipun tidak ditutup kemungkinan dapat terwujud bila dilakukan antara ibu dengan anak laki-lakinya atau bapak dengan anak perempuannya. Kemudian usahakan jangan sampai muncul keluhan seperti tidak tahu harus mulai dari mana, kekakuan, kebingungan dan kehabisan bahan pembicaraan.

Dalam memberikan pendidikan seks pada anak jangan ditunggu sampai anak bertanya mengenai seks. Sebaiknya pendidikan seks diberikan dengan terencana, sesuai dengan keadaan dan kebutuhan anak. Pengajaran seks yang lebih detail sebaiknya diberikan pada saat anak menjelang remaja dimana saat itu mulai terjadi proses kematangan baik fisik, maupun mentalnya mulai timbul dan berkembang kearah kedewasaan.


5. METODE :

Beberapa hal penting dalam memberikan pendidikan seksual, seperti yang diuraikan oleh Singgih D. Gunarsa (1995) berikut ini, mungkin patut anda perhatikan:

• Cara menyampaikannya harus wajar dan sederhana, jangan terlihat ragu-ragu atau malu.
• Isi uraian yang disampaikan harus obyektif, namun jangan menerangkan yang tidak-tidak, seolah-olah bertujuan agar anak tidak akan bertanya lagi, boleh mempergunakan contoh atau simbol seperti misalnya : proses pembuahan pada tumbuh-tumbuhan, sejauh diperhatikan bahwa uraiannya tetap rasional.
• Dangkal atau mendalamnya isi uraiannya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan dengan tahap perkembangan anak. Terhadap anak umur 9 atau 10 tahun belum perlu menerangkan secara lengkap mengenai perilaku atau tindakan dalam hubungan kelamin, karena perkembangan dari seluruh aspek kepribadiannya memang belum mencapai tahap kematangan untuk dapat menyerap uraian yang mendalam mengenai masalah tersebut.
• Pendidikan seksual harus diberikan secara pribadi, karena luas sempitnya pengetahuan dengan cepat lambatnya tahap-tahap perkembangan tidak sama buat setiap anak. Dengan pendekatan pribadi maka cara dan isi uraian dapat disesuaikan dengan keadaan khusus anak.
• Pada akhirnya perlu diperhatikan bahwa usahakan melaksanakan pendidikan seksual perlu diulang-ulang (repetitif) selain itu juga perlu untuk mengetahui seberapa jauh sesuatu pengertian baru dapat diserap oleh anak, juga perlu untuk mengingatkan dan memperkuat (reinforcement) apa yang telah diketahui agar benar-benar menjadi bagian dari pengetahuannya.


------------------------------------------------------

BAB VIII.
HUBUNGAN ORANG TUA DAN ANAK



1. MASALAH

Hubungan dalam keluarga sering dirusakkan oleh konflik pemberontakan, kurangnya disiplin, kurangnya pengertian, dan keinginan tahu. Hubungan dalam keluarga menjadi pengaruh besar dalam kedamaian di rumah tangga. Bagaimana jika kita dihadapkan kepada masalah : Anak-anak memberontak kepada orang-tua, atau orang-tua mengabaikan anak-anak :


2. PANDANGAN ALKITAB

Pertumbuhan dalam kehidupan Kristen memerlukan disiplin diri dan kesediaan berkorban buat satu dan yang lain. Dalam kasus anak-anak, yang terutama harus ada kepatuhan kepada orang tua. Anak-anak harus menghormati dan mematuhi orang tua (baca Efesus 5 dan 6)


3. ORANG TUA MENJADI TELADAN

* Ulangan 12:28
12:28 Dengarkanlah baik-baik segala yang kuperintahkan kepadamu, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian untuk selama-lamanya, apabila engkau melakukan apa yang baik dan benar di mata TUHAN, Allahmu."

* Kolose 3:20-23
3:20 Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan.
3:21 Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.

* Efesus 6:4
Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.



4. KEPEMIMPINAN ILAHI DI DALAM KELUARGA

* 1 Korintus 11:1-12
11:1 Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.
11:2 Aku harus memuji kamu, sebab dalam segala sesuatu kamu tetap mengingat akan aku dan teguh berpegang pada ajaran yang kuteruskan kepadamu.
11:3 Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.
11:4 Tiap-tiap laki-laki yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang bertudung, menghina kepalanya.
11:5 Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan
yang dicukur rambutnya.
11:6 Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka haruslah ia menudungi kepalanya.
11:7 Sebab laki-laki tidak perlu menudungi kepalanya: ia menyinarkan gambaran dan kemuliaan Allah. Tetapi perempuan menyinarkan kemuliaan laki-laki.
11:8 Sebab laki-laki tidak berasal dari perempuan, tetapi perempuan berasal dari laki-laki.
11:9 Dan laki-laki tidak diciptakan karena perempuan, tetapi perempuan diciptakan karena laki-laki.
11:10 Sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya oleh
karena para malaikat.
11:11 Namun demikian, dalam Tuhan tidak ada perempuan tanpa laki-laki dan tidak ada laki-laki tanpa perempuan.
11:12 Sebab sama seperti perempuan berasal dari laki-laki, demikian pula laki-laki dilahirkan oleh perempuan; dan segala sesuatu berasal dari Allah.

* Efesus 5:22
5:22 Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,

* Kolose 3:16-21
3:16 Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.
3:17 Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.
3:18 Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan.
3:19 Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
3:20 Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan.
3:21 Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.



5. PETUNJUK BAGI ORANG-TUA

* Amsal 13:24
Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya.

* Amsal 29:15
Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya.

* Amsal 19:18
Hajarlah anakmu selama ada harapan, tetapi jangan engkau menginginkan kematiannya.

* Ibrani 12:5-11
12:5 Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan,
dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;
12:6 karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
12:7 Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?
12:8 Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.
12:9 Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup?
12:10 Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.
12:11 Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.



6. PETUNJUK BAGI ANAK-ANAK

* Efesus 6:1-3
6:1 Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian.
6:2 Hormatilah ayahmu dan ibumu--ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini:
6:3 supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.

* Kolose 3:20
Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan.

* Amsal 30:17
Mata yang mengolok-olok ayah, dan enggan mendengarkan ibu akan dipatuk gagak lembah dan dimakan anak rajawali.



7. RASA NYAMAN MEMBANTU KOMUNIKASI ANAK & ORANG-TUA

Ciptakan rasa nyaman di rumah, ada senyum dan perhatian dari orang-tua kepada anak-anaknya. Para orang-tua adalah tokoh utama yang menjadi panutan, menjadi tempat perlindungan bagi anak-anaknya. Orang-tua yang baik harus menciptakan suasana surga dirumahnya. Begitu indah jika dalam keluarga orang tuanya saling menghormati, seorang ibu hormat kepada bapak, seorang bapak mengasihi dan menghargai dengan sungguh istrinya. Itu semua akan dilihat anak-anak kita sebagai contoh dasar baginya dalam bersosialisasi. Jika suasana damai ada dalam rumah, maka komunikasi antar setiap anggota keluarga akan berjalan dengan baik.


8. ORANG TUA BIJAK BAGI ANAK-ANAK

Orang-tua yang bijak dihadapan anak-anaknya adalah mereka yang bersikap sebagai “pelindung” dalam kebutuhan rohani dan jasmaninya. Orang-tua yang baik menyediakan apa yang diperlukan anak-anaknya. Bapa kita di Sorga adalah cerminan seorang bapa yang baik. Orang-tua adalah wakil Allah untuk anak-anaknya. Kemudian anak-anak akan tunduk kepada orang tuanya di dalam tunduk kepada Allah. Dan Allah akan tetap menjadi yang tertinggi dalam keluarga.

Orang-tua yang bijak mempunyai manajemen emosional yang baik (EQ yang baik), mereka tidak mudah marah (naik-pitam). Tetapi menghadapi masalah-masalah yang ada dalam rumah tangga dengan kepala dingin dan bersikap rasional. Apabila orang tua selalu tampil simpatik maka anakpun akan terbawa dalam sikap demkian, dan selanjutnya menjadi sikap dasar yang penting dimiliki ketika mereka beranjak dewasa dan melakukan tanggung jawab yang besar dalam hidupnya. Dibawah ini kita bahas sedikit pengaruh EQ dalam kehidupan.


9. EMOTIONAL INTELEGENT (EQ)


KECERDASAN (IQ) :

Berdasarkan pengertian tradisional, kecerdasan meliputi kemampuan membaca, menulis, berhitung, sebagai jalur sempit ketrampilan kata dan angka yang menjadi fokus di pendidikan formal (sekolah), dan sesungguhnya mengarahkan seseorang untuk mencapai sukses di bidang akademis (lulus sekolah, menjadi sarjana dsb.).


KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) :

Definisi keberhasilan hidup tidak melulu mengarah kepadan kecerdasan IQ saja. Pandangan baru yang berkembang : ada kecerdasan lain di luar IQ yang sangat penting : contohnya; bakat, kesabaran, ketajaman pengamatan sosial, hubungan sosial, kematangan emosional, dll. Kecerdasan emosional mencakup pengendalian diri, semangat, dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, untuk membaca perasaan terdalam orang lain (empati) dan berdoa, untuk memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemampuan untuk menyelesaikan konflik, serta untuk memimpin.

Berdasarkan pengalaman, apabila suatu masalah menyangkut pengambilan keputusan dan tindakan, aspek perasaan sama pentingnya dan sering kali lebih penting daripada nalar. Emosi itu memperkaya; model pemikiran yang tidak menghiraukan emosi merupakan model yang miskin. Nilai-nilai yang lebih tinggi dalam perasaan manusia, seperti kepercayaan, harapan, pengabdian, cinta, seluruhnya lenyap dalam pandangan kognitif yang dingin, Kita sudah terlalu lama menekankan pentingnya IQ dalam kehidupan manusia. Bagaimanapun, kecerdasan tidaklah berarti apa-apa bila emosi yang berkuasa. Kecerdasan emosional menambahkan jauh lebih banyak sifat-sifat yang membuat kita menjadi lebih manusiawi.

Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada anak-anak. Orang-orang yang bisa mengusai dorongan hati mampu mengendalikan diri, mampu mengendalikan moral. Niscaya akan menjadi manusia yang berhasil.


ANTARA IQ DAN EQ :

Kecerdasan akademis sedikit kaitannya dengan kehidupan emosional. Orang dengan IQ tinggi dapat terperosok ke dalam nafsu yang tak terkendali dan impuls yang meledak-ledak; orang dengan IQ tinggi dapat menjadi pilot yang tak cakap dalam kehidupan pribadi mereka. Terdapat pemikiran bahwa IQ menyumbang paling banyak 20 % bagi sukses dalam hidup, sedangkan 80 % ditentukan oleh faktor lain (faktor lain ini melibatkan faktor EQ yang terbanyak).

Kecerdasan akademis praktis tidak menawarkan persiapan untuk menghadapi gejolak atau kesempatan yang ditimbulkan oleh kesulitan-kesulitan hidup. IQ yang tinggi tidak menjamin kesejahteraan, gengsi, atau kebahagiaan hidup.

Banyak bukti memperlihatkan bahwa orang yang secara emosional cakap yang mengetahui dan menangani perasaan mereka sendiri dengan baik, dan yang mampu membaca dan menghadapi perasaan orang lain dengan efektif memiliki keuntungan dalam setiap bidang kehidupan, entah itu dalam hubungan asmara dan persahabatan, ataupun dalam menangkap aturan-aturan tak tertulis yang menentukan keberhasilan dalam politik organisasi.

Orang dengan ketrampilan emosional yang berkembang baik berarti kemungkinan besar ia akan bahagia dan berhasil dalam kehidupan, menguasai kebiasaan pikiran yang mendorong produktivitas mereka. Orang yang tidak dapat menghimpun kendali tertentu atas kehidupan emosionalnya akan mengalami pertarungan batin yang merampas kemampuan mereka untuk berkonsentrasi pada karir/pekerjaan ataupun untuk memiliki pikiran yang jernih.

Survei terhadap orangtua dan guru-guru memperlihatkan adanya kecenderungan yang sama di seluruh dunia, yaitu generasi sekarang, lebih banyak mengalami kesulitan emosional daripada generasi sebelumnya : lebih kesepian dan pemurung, lebih berangasan dan kurang menghargai sopan santun, lebih gugup dan mudah cemas, lebih impulsif dan agresif. Sehingga pada akhirnya didapat suatu kesimpulan; orang yang cerdas adalah orang yang punya manajemen emosional yang baik.


----------------------------------------------------

BAB IX.
PENYIKSAAN ANAK



Pada umumnya kita (orang dewasa) menyukai/ mencintai anak-anak, tapi kadang-kadang anak-anak dapat membuat kita/orang-tuanya jengkel sehingga orang-tua kehilangan kesabaran. Hal itu biasa. Tetapi jika ada orang-tua begitu marah dan bertindak sewenang-wenang di luar batas, dengan menyiksa anak itu secara emosional dan juga psikis, ini tidak dapat dibenarkan.

Semua orang tua pasti sekali waktu merasa marah terhadap anaknya. Mengatasi perilaku anak memang bukan perkara mudah. Hanya dengan bilang “tidak” saja belum tentu dapat meredam sikap yang menjengkelkan tersebut. Dalam menghadapi sikap dan perilaku anak yang menyulitkan tersebut banyak orang tua yang lepas kendali sehingga mengatakan atau melakukan sesuatu yang membahayakan anak sehingga kemudian mereka sesali. Jika situasi ini sering berulang, hal ini yang dikatakan sebagai penyiksaan anak, baik secara fisik maupun mental. Beberapa kriteria yang termasuk perilaku menyiksa seperti :

Menghukum anak secara berlebihan :

• Memukul, Menyulut dengan ujung rokok, membakar, menampar, membanting, Menyerang anak secara agresif
• Mengabaikan anak; tidak memperhatikan kebutuhan makan, bermain, kasih sayang dan memberikan rasa aman yang memadai
• Terus menerus mengkritik, mengancam, atau menunjukkan sikap penolakan terhadap anak
• Pelecehan seksual

Untuk menanggulangi masalah ini, penting kiranya bagi kita untuk membedakan antara disiplin dan penyiksaan anak. Menurut BLAC'S LAW DICTIONARY. Penyiksaan anak adalah segala kekejaman terhadap mental, moral, dan fisik anak. Sementara menurut Dr. James Dobson dalam bukunya DARE TO DISCIPLINE, disiplin adalah merupakan salah satu fungsi dari kasih". Ia menyatakan bahwa "Seorang bertumbuh dengan baik dalam lingkungan kasih yang murni dan dikendalikan oleh disiplin yang layak dan konsisten". Karena itu penyikasaan anak adalah kejahatan, sedangkan disiplin adalah beralasan dan mengasihi.

Orang tua hendaklah berhati-hati agar mereka tidak membangkitkan amarah di dalam hati anak-anak mereka, dan menyakiti hati mereka sedemikian rupa sehingga mereka marah dan terluka. Sebaliknya orang-tua harus memberi anak itu didikan yang disiplin dan taat di dalam ajaran dan nasehat Allah.

Seringkali terjadi seorang yang suka menyiksa anak pernah mengalami penyiksaan pada masa kecilnya. Karena itu dia menyiksa anak-anak berdasarkan 2 alasan yang mungkin ada:

• Dia mengalami perlakuan yang abnormal ini pada masa kecilnya, dan sekarang dia menjadikannya pola untuk ditirukannya;
• Dia mungkin dipenuhi dengan rasa frustasi dan kemarahan dari masa kecilnya sehingga dia sekarang melampiaskan pada anak-anak yang tidak berdosa.
Kedengarannya memang aneh, tapi itulah kenyataan pada umumnya.


1. PENYIKSAAN FISIK

Orang Tua yang tidak memperhatikan kebutuhan makan; pakaian; dan tempat tinggal terhadap anaknya masuk juga dalam penyiksaan fisik. Eksploitasi anak untuk mencari nafkah bisa juga dimasukkan dalam kategori ini. Selanjutnya pengertian penyiksaan fisik yang lazim kita ketahui adalah bentuk-bentuk penyiksaan dengan menyakiti tubuh si anak.

Tubuh anak-anak tidak sekuat tubuh orang dewasa. Pemukulan/ penyiksaan fisik terhadap anak dengan tidak memikirkan bahayanya bisa membuat anak-anak menderita cacat. Kita tahu komponis terbesar sepanjang zaman adalah Beethoven, Mr. deaf ini menderita tuli karena dipukuli semena-mena oleh ayah kandungnya sendiri, dan itu membuat Beethoven menderita cacat-tuli sepanjang hidupnya. Dalam film Pay it Forward diceritakan penderitaan seseorang yang “dibakar” oleh ayahnya ketika mabuk, dan membawa penderitaan sepanjang hidupnya. Dan banyak contoh- contoh lain di masyarakat kita.


2. PENYIKSAAN PSIKIS

Penyiksaan ini bisa dengan Verbal Abuse (pernah saya bahas dalam artikel Dosa Karena Lidah). Juga bentuk-bentuk intimidasi, menakut-nakuti anak. Ini berbahaya bagi kelangsungan psikis anak dan membawa dampak buruk bagi mereka sepanjang hidupnya. Mengabaikan anak termasuk dalam kategori ini, orang tua mengabaikan fungsinya menjadi pelindung bagi anak. Kemerosotan emosi akibat penyiksaan psikis tampak dalam semakin parahnya perilaku sebagai berikut :

• Menarik diri dari pergaulan atau masalah sosial; lebih suka menyendiri, bersikap sembunyi-sembunyi, banyak bermuram durja, kurang bersemangat, merasa tidak bahagia, terlampau bergantung.

• Cemas dan depresi, menyendiri, sering takut dan cemas, ingin sempurna, merasa tidak dicintai, merasa gugup atau sedih dan depresi.
Memiliki masalah dalam hal perhatian atau berpikir ; tidak mampu memusatkan perhatian atau duduk tenang, melamun, bertindak tanpa bepikir, bersikap terlalu tegang untuk berkonsentrasi, sering mendapat nilai buruk di sekolah, tidak mampu membuat pikiran jadi tenang.

Nakal atau agresif; bergaul dengan anak-anak yang bermasalah, bohong dan menipu, sering bertengkar, bersikap kasar terhadap orang lain, menuntut perhatian, merusak milik orang lain, membandel di sekolah dan di rumah, keras kepala dan suasana hatinya sering berubah-ubah, terlalu banyak bicara, sering mengolok-olok , bertemperamen panas.


3. PENYIKSAAN SEKSUAL

Penyiksan seksual terhadap anak disebut PEDOFILIA atau penyuka anak-anak secara seksual. Pedo = Anak-anak, Filia = Cinta. Seorang Pedofil adalah orang yang melakukan aktivitas seksual dengan korban anak usia 13 tahun ke bawah. Penyakit ini ada dalam kategori Sadomasokisme : adalah suatu kecenderungan terhadap aktivitas seksual yang meliputi pengikatan atau menimbulkan rasa sakit atau penghinaan.


Pedofilia dapat diklasifikasikan ke dalam 5 tipe, yaitu :


1. Pedofilia yang menetap

Orang dengan pedofilia tipe ini, menganggap dirinya terjebak pada lingkungan anak. Mereka jarang bergaul dengan sesama usianya, dan memiliki hubungan yang lebih baik terhadap anak. Mereka digambarkan sebagai lelaki dewasa yang tertarik pada anak laki-laki dan menjalin hubungan layaknya sesama anak laki-laki.


2. Pedofilia yang sifatnya regresi

Di lain pihak, orang dengan pedofilia regresi tidak tertarik pada anak lelaki, biasanya bersifat heteroseks dan lebih suka pada anak perempuan berumur 8 atau 9 tahun. Beberapa di antara mereka mengeluhkan adanya kecemasan maupun ketegangan dalam perkawinan mereka dan hal ini yang menyebabkan timbulnya impuls pedofilia. Mereka menganggap anak sebagai pengganti orang dewasa, dan menjalin hubungan layaknya sesama dewasa, dan awalnya bersifat tiba-tiba dan tidak direncanakan.


3. Pedofilia seks lawan jenis

Pria dengan pedofilia yang melibatkan anak perempuan, didiagnosa sebagai pedofilia regresi. Pedofilia lawan jenis umumnya mereka menjadi teman anak perempuan tersebut, dan kemudian secara bertahap melibatkan anak tersebut dalam hubungan seksual, dan sifatnya tidak memaksa. Seringkali mereka mencumbu si anak atau meminta anak mencumbunya.


4. Pedofilia sesama jenis.

Orang dengan pedofilia jenis ini lebih suka berhubungan seks dengan anak laki-laki ataupun anak perempuan dibanding orang dewasa. Anak-anak tersebut berumur antara 10 – 12 tahun.


5. Pedofilia wanita

Meskipun pedofilia lebih banyak oleh laki-laki dewasa, tetapi juga dilakukan oleh wanita, meskipun jarang dilaporkan. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya perasaan keibuan pada wanita. Dan anak laki-laki tidak menganggap hal ini sebagai sesuatu yang sifatnya negatif, karenanya insidennya kurang dilaporkan. Biasanya melibatkan anak berumur 12 tahun atau lebih muda. (Reff. Film The UNSAID).

Patut menjadi catatan bahwa anak terutama (laki-laki) korban pelecehan seksual, akan mengalami penolakan dan diabaikan dalam keluarganya. Mereka berpotensi menjadi pelaku pedofilia nantinya pada masa remaja atau masa dewasa mereka. Kenyataan ini menunjukkan bahwa film porno sebagai alasan terjadinya sodomi lebih sering merupakan penyebab sekunder (kedua). Artinya, pelaku sebetulnya adalah penderita pedofilia, korban pelecehan seks di masa kecil mereka, dan yang tidak dapat mengendalikan nafsunya ketika memperoleh rangsangan dari film porno. Ini tidak berarti bahwa pelaku yang melakukan pelecehan seksual tidak dapat dituntut tanggung jawabnya. Berulangnya tindakan pelecehan tanpa diketahui masyarakat sekitar menunjukkan adanya perencanaan yang disengaja oleh pelaku untuk menjerat korbannya.

Para pengidap Pedofilia apakah bisa dikategorikan secara jelas antara GUILTY atau INNOCENT? Sebab para pelakunya selalu beralasan mereka melakukannya karena “cinta” nya terhadap anak-anak, bukan menyakiti anak-anak. Contoh kasus Michael Jackson yang berulang kali dituduh mencabuli anak laki-laki dibawah umur.
Toh pelakunya bilang “Don’t treat me like criminal, because I’m innocent!”

Film-film tentang Pedofil banyak menyajikan akibat-akibat pedofil yang dilakukan orang dewasa itu merusak masa depan anak bukan saja secara FISIK, bahkan lebih hebat lagi akan merusak MENTAL & KEJIWAAN. Film-film mengenai ini adalah THE UNSAID, Andy Garcia. PRIMAL FEAR (Edward Norton & Richard Gere), SLEEPERS (Robert de Niro, Brad Pitt).
Dan film serrie CSI di episode “Blood Drop”. Kerusakan akibat pedofil hampir tak-terobati dan melekat seumur hidupnya. Hebat sekali kerusakan akibat dosa seksual ini. Dan jangan pernah meremehkan kasus ini.

Anak-anak itu belum siap mengalami aktivitas seksual, susunan hormonalnya belum mampu mengalami dan memahami getaran dan sentuhan seksual. Menurut penelitian psikolog : Para Penjahat berdarah dingin kebanyakan mempunyai latar belakang pelecehan seksual pada masa kecilnya. Kalau mau lebih jelas tentang kasus ini boleh nonton filmnya SLEEPERS . Para korban seks abuse biasanya berpotensi untuk menjadi pelaku seks abuse dan akan terus menjadi seperti lingkaran-setan. Tahun 1997 di Jakarta juga terdapat kasus Pedofilia dengan pelakunya “Robot Gedek” yang selalu membunuh korbannya setelah disodomi. Menurut pengakuannya dia pun mengalami seks abuse masa kecilnya yang dilakukan oleh pamannya sendiri. Kitapun sering mendengar kisah seksual antara Spirit Leader dengan para santrinya, tidak saja di gereja, bisa juga di ponpes atau kuil. Maksudnya kejadian inipun bisa juga dilakukan oleh seorang rohaniawan. Juga kejadian-kejadian tidak senonoh antara guru dan murid, dengan tetangga, dengan orang terdekat dalam rumah tangga.


5. SIKAP ORANG-TUA

Orang-tua diharapkan memperhatikan keharmonisan rumah-tangga mereka. Penelitian menunjukkan, anak yang dididik dengan baik dalam keluarga harmonis memungkinkan mereka memperoleh kepercayaan diri tinggi dan berdaya tahan lebih tangguh sehingga mereka tidak mudah menjadi korban seksual berkepanjangan. Keterbukaan dan penerimaan orangtua terhadap anak akan memampukan anak mengkomunikasikan secara bebas apa saja yang mereka alami. Dengan demikian, anak punya keberanian untuk segera melaporkan tindak pelecehan seksual bila mereka atau teman mereka mengalaminya.

Biasakan seorang anak merasa aman dan nyaman ketika menceriterakan pengalamannya kepada orang tuanya. Jadikan mereka suka berkomunikasi dan selalu mendapat respons yang baik ketika mengungkapkan isi hatinya. Eratnya relasi orangtua-anak membantu orangtua memantau pergaulan anaknya dan mencegah lebih banyak problem yang terkait dengan masalah relasi sosial anaknya.

Selain itu, teladan kehidupan seksualitas orangtua yang bersih adalah unsur positif yang memberi arah bagi anak sehingga anak mampu mengembangkan kehidupan seks yang sehat pula. Orang-tua juga perlu mempunyai informasi dan pendidikan seks yang sehat. Mereka perlu memperoleh bekal untuk menghindarkan anaknya menjadi korban seks teman atau orang dewasa.

Salah satu upaya yang banyak dilakukan di negara maju adalah dengan mengajarkan kepada orang-tua bagaimana membuat anak mampu membedakan sentuhan yang pantas (sebagai pertanda kasih sayang) dengan yang tidak pantas (yang diarahkan pada daerah erogen/ sensitif). Bila ada sentuhan yang tidak pantas mereka terima, orangtua perlu memberi rasa aman kepada anak agar ia dapat bercerita lebih detail. Kebanyakan anak yang mengalami pelecehan seksual dapat memberi gambaran detail tentang aktivitas seks yang seharusnya belum dipahami oleh anak seusia mereka.

Berbagai tindak pelecehan seksual yang terjadi mengindikasikan adanya penyakit sosial di masyarakat kita. Mudahnya pelaku pelecehan seks memperoleh film porno menunjukkan semakin tolerannya kita terhadap penyimpangan seksual di sekitar kita.

Untuk kategori penyiksaan anak berlebihan dan penyiksaan secara seksual adalah masuk dalam kategori Kejahatan Kriminal. Kasus kriminal demikian tidak dapat diselesaikan dengan kesepakatan atau dengan memaafkan kelakuannya saja dan membiarkannya berlalu. Setiap negara mempunyai hukum-hukum yang mengatur hal ini; proses pengadilan dan pemenjaraan bagi pelakunya.

---------------------------------------------------------

BAB X.
PERLINDUNGAN ANAK



1. DAMPAK PENYIKSAAN ANAK :

Menurut berbagai lembaga penanganan terhadap anak-anak yang mendapat perlakuan negatif dari orang tua, ada beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya dampak atau efek dari penyiksaan atau pengabaian terhadap kehidupan sang anak. Faktor-faktor tersebut adalah :

• Jenis perlakuan yang dialami oleh sang anak
• Seberapa parah perlakuan tersebut dialami
• Jangka waktu penyiksaan tersebut berlangsung
• Usia anak dan daya tahan psikologis anak dalam menghadapi tekanan
• Apakah dalam situasi normal sang anak tetap memperoleh perlakuan atau pengasuhan yang wajar
• Apakah ada orang lain atau anggota keluarga lain yang dapat mencintai, mengasihi, memperhatikan dan dapat diandalkan oleh sang anak

Sementara itu penyiksaan dan atau pengabaian yang dialami oleh anak dapat menimbulkan permasalahan di berbagai segi kehidupannya seperti:


1. Masalah Relational

- Kesulitan menjalin dan membina hubungan atau pun persahabatan
- Merasa kesepian
- Kesulitan dalam membentuk hubungan yang harmonis
- Sulit mempercayai diri sendiri dan orang lain
- Menjalin hubungan yang tidak sehat, misalnya terlalu tergantung atau terlalu mandiri
- Sulit membagi perhatian antara mengurus diri sendiri dengan mengurus orang lain
- Mudah curiga, terlalu berhati-hati terhadap orang lain
- Perilakunya tidak spontan
- Kesulitan menyesuaikan diri
- Lebih suka menyendiri dari pada bermain dengan kawan-kawannya
- Suka memusuhi orang lain atau dimusuhi
- Lebih suka menyendiri
- Merasa takut menjalin hubungan secara fisik dengan orang lain
- Sulit membuat komitmen
- Terlalu bertanggung jawab atau justru menghindar dari tanggung jawab


2. Masalah Emosional

- Merasa bersalah, malu
- Menyimpan perasaan dendam
- Depresi
- Merasa takut ketularan gangguan mental yang dialami orang tua
- Merasa takut masalah dirinya ketahuan kawannya yang lain
- Tidak mampu mengekspresikan kemarahan secara konstruktif atau positif
- Merasa bingung dengan identitasnya
- Tidak mampu menghadapi kehidupan dengan segala masalahnya


3. Masalah Kognisi

- Punya persepsi yang negatif terhadap kehidupan
- Timbul pikiran negatif tentang diri sendiri yang diikuti oleh tindakan yang cenderung merugikan diri sendiri
- Memberikan penilaian yang rendah terhadap kemampuan atau prestasi diri sendiri
- Sulit berkonsentrasi dan menurunnya prestasi di sekolah
- Memiliki citra diri yang negatif


4. Masalah Perilaku

- Muncul perilaku berbohong, mencuri, bolos sekolah
- Perbuatan kriminal atau kenakalan
- Tidak mengurus diri sendiri dengan baik
- Menunjukkan sikap dan perilaku yang tidak wajar, dibuat-buat untuk mencari perhatian
- Muncul keluhan sulit tidur
- Muncul perilaku seksual yang tidak wajar
- Kecanduan obat bius, minuman keras, dsb
- Muncul perilaku makan yang tidak normal, seperti anorexia atau bulimia


Tidak semua anak akan memperlihatkan tanda-tanda tersebut di atas karena mereka merasa malu, atau takut untuk mengakuinya. Bisa saja mereka diancam oleh pelakunya untuk tidak membicarakan kejadian yang dialami pada orang lain. Jika tidak, maka mereka akan mendapatkan hukuman yang jauh lebih hebat. Tidak menutup kemungkinan, anak-anak tersebut justru mencintai pelakunya. Mereka ingin menghentikan tindakannya tetapi tidak ingin pelakunya ditangkap atau dihukum, atau melakukan suatu tindakan yang membahayakan keutuhan keluarga.


2. PERLINDUNGAN TERHADAP ANAK YANG MENGALAMI PENYIKSAAN :

Secara Hukum :
Anak-anak berhak mendapatkan keamanan dan kenyamanan. Kadang Penyebab penganiayaan anak berkaitan dengan kondisi kemiskinan keluarga, stress serta penggunaan alkohol dan obat bius. Bentuk-bentuk penganiayaan tersebut merupakan pelanggaran hukum dan berlaku umum. Bahkan Unicef menghendaki agar pemukulan anak digolongkan sebagai pelanggaran hukum. Di negara-negara seperti Swedia, Norwegia, Austria, dan Jerman sudah ada hukum yang melarang seseorang memukul anak-anak. Laporan dari Unicef menambahkan larangan semacam ini memang bisa berkembang. Ia menunjuk pada Swedia yang sudah selama 25 tahun memiliki undang-undang semacam ini. Hasilnya: kriminalitas remaja dan penyalahgunaan alkohol menurun. Perlindungan terhadap keamanan anak-anak tertulis jelas dalam Undang-Undang Perlindungan HAM.

KASIH KELUARGA :

Alkitab dengan jelas menggariskan Kasih adalah dasar hidup murid-murid Yesus :

* 1 Korintus 13:4-8
13:4 Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
13:5 Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
13:6 Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
13:7 Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
13:8 Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.


Jika kita mengasihi Tuhan kita juga mengasihi harta yang diberikan Tuhan kepada kita “anak-anak kita”.


3. MENGOBATI SEORANG PENYIKSA ANAK :

Ada tiga langkah untuk membantu seorang Penyiksa Anak mengatasi masalahnya:

1. Menyadarkan bahwa penyiksaan anak adalah suatu dosa dan hanya dengan mengaku dosa itu di hadapan Allah, ia akan mendapat pengampunan dan penyucian.

* 1 Yohanes 1:8-10
1:8 Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.
1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
1:10 Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.


2. Ajak orang itu Mengampuni mereka yang menyiksa - mereka yang memperlakukan dia dengan jahat di masa kecilnya dan mereka yang sekarang membuatnya frustrasi dan marah

* Matius 6:14-15
6:14 Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.
6:15 Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."


3. Peringatan dia bahwa ia telah melakukan hal yang melanggar hukum. Tunjukan Firman Allah yang mengatakan tentang pelanggaran hukum-hukum pemerintahan

* Roma 13:1-3
13:1 Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah.
13:2 Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya.
13:3 Sebab jika seorang berbuat baik, ia tidak usah takut kepada pemerintah, hanya jika ia berbuat jahat. Maukah kamu hidup tanpa takut terhadap pemerintah? Perbuatlah apa yang baik dan kamu akan beroleh pujian dari padanya.

* 1 Petrus 2:13-14
2:13 Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi,
2:14 maupun kepada wali-wali yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan menghormati orang-orang yang berbuat baik.


Berdoalah agar Allah mau mengubah hidup dan sikap si penyiksa dan agar Roh Kudus mau menumbuhkan dalam dirinya semua kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kebaikan, kebajikan, kesetiaan, kelemah lembutan, dan penguasaan diri yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi godaan untuk menyiksa anak-anak.


--------------------------------------------------

Bab XI.
MASALAH DALAM KELUARGA



1. FINANSIAL

Selama kita hidup membutuhkan biaya, kebutuhan dasar manusia adalah Sandang, Pangan, Papan dan kebutuhan lainnya yang tidak kalah penting adalah kebutuhan akan Pendidikan dan hiburan. Untuk pemenuhannya Allah memerintahkan manusia untuk bekerja :

* 2 Tesalonika 3 : 10
……. “jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.”

* Amsal 6:6-11
6:6 Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak:
6:7 biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya,
6:8 ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen.
6:9 Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu?
6:10 "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring" –
6:11 maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.


Banyak orang menghadapi masalah dalam ketidakmampuan memenuhi kebutuhan/ kewajiban finansiil. Masalah ini dapat ditimbulkan karena kebutuhan mendadak/ tak terduga dari keluarga, misalnya perawatan medis yang lama, investasi yang salah, judi, kelahiran seorang anak, masuknya seorang famili atau teman dalam keluarga, dsb.

Kita harus mengelola apa yang keuangan kita dan tetap bekerja, Allah menyukai pekerja yang giat dan membuatnya berhasil.

* Ibrani. 6:7
Sebab tanah yang menghisap air hujan yang sering turun ke atasnya, dan yang menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang berguna bagi mereka yang mengerjakannya, menerima berkat dari Allah;



PANDANGAN ALKITAB

Allah berjanji untuk memenuhi semua kebutuhan anak-anakNya bila mereka hidup menurut kehendakNya

* Matius 6:31-33
6:31 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
6:32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.


Allah adalah setia akan janjiNya dan Dia akan menyediakan kebutuhan kita. Alkitab meyakinkan kita bahwa kita akan menuai pada waktunya bila kita tidak goyah/ gagal dalam perjalanan. Ada kemungkinan juga Allah memanfaatkan masa kesulitan ekonomi ini untuk menarik umatnya kepada penggilanNya dan cara hidupNya. Masa-masa kesulitan ekonomi adalah masa-masa dimana kita harus menilik kembali prioritasnya dan kebiasaan pada masa lalu dalam hal pemberian, pengeluaran uang dan penanaman modalnya.

* Filipi 4: 19
Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.


Berkat Tuhanlah yang mencukupi kebutuhan kita, hidup bukan hanya makan dan minum saja. Pengertian tentang kasih Allah akan membawa kita selalu mensyukuri apa yang kita punya. Allah menjajikan kita hidup dalam berkat! Hal yang besar ini tidak akan pernah datang sebelum kita bisa setia dengan hal yang kecil. Marilah kita belajar dari cara hidup rasul Paulus :

* Filipi 4:11-13
4:11 Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.
4:12 Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan.
4:13 Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.



REFERENSI :

Berikan dan kamu akan mendapat

* Lukas 6:38
6:38 Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."


Nasehat untuk menabung

* Amsal 21:20
Harta yang indah dan minyak ada di kediaman orang bijak, tetapi orang yang bebal memboroskannya.


Mengembangkan Bisnis yang menguntungkan

* Amsal 24:3-4
24:3 Dengan hikmat rumah didirikan, dengan kepandaian itu ditegakkan,
24:4 dan dengan pengertian kamar-kamar diisi dengan bermacam-macam harta benda yang berharga dan menarik.


Rencana-rencana untuk kaya mendadak akan menuju kepada kesia-siaan

* Amsal 28:22
Orang yang kikir tergesa-gesa mengejar harta, dan tidak mengetahui bahwa ia akan mengalami kekurangan.


Allah memberi kita apa yang menjadi kerinduan kita

* Mazmur 37:4-5
37:4 dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.
37:5 Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak;


Kita menuai bila kita menanan

* 2 Korintus 9:6-9
9:6 Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.
9:7 Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
9:8 Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.
9:9 Seperti ada tertulis: "Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya."



2. SAKIT PENYAKIT

Dalam kehidupan keluarga seringkali kita dihadapkan pada situasi sakit-penyakit yang menimpa orang yang kita cintai itu. Terdapat penyakit fisik, mental atau spiritual atau kelemahan. Sementara kebanyakan orang menghubungkan penyembuhan dengan penderitaan fisik, padalah roh, jiwa, dan tubuh sama-sama membutuhkan penyembuhan yang kadang-kadang membutuhkan lebih daripada hanya doa. Bahkan dibutuhkan penangangan yang profesinal.

Baik perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru menyatakan bahwa Allah memperhatikan kesejahteraan anak-anakNya dan menginginkan kesehatan bagi mereka secara keseluruhan. Kristus datang agar kita memiliki hidup dalam kelimpahan (Yohanes 10:10), dan pelayanan Yesus dibumi banyak melakukan penyembuhan. Tuhan Yesus menunjukkan bahwa kesembuhan adalah tanda bahwa Kerajaan Allah sedang ditegakkan.

* Yohanes 10:10
Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.


Penyakit-penyakit dan kelemahan adalah penderitaan yang umum. Keberadaan mereka sering tidak dapat dijelaskan, walaupun ayat-ayat menjelaskan beberapa kasus dimana penyakit-penyakit adalah hukuman akibat dosa :

* Ulangan 28:61
Juga berbagai-bagai penyakit dan pukulan, yang tidak tertulis dalam kitab Taurat ini, akan ditimbulkan TUHAN menimpa engkau, sampai engkau punah.

* Mikha 6:13
Maka Akupun mulai memukul engkau, menanduskan engkau oleh karena dosamu.

* 1 Korintus 11:30
Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal.



Namun tidak semua penyakit ada akibat dosa, contohnya penyakit yang diderita Ayub, penyakit tidak berhubungan dengan dosa. Apapun penyebabnya, kita tahu bahwa Allah dalam kemurahanNya menginginkan kesehatan kita seutuhnya dan ingin agar kita bertindak dan berdoa untuk mendapat keutuhan tsb. Kita juga tahu bahwa karya penyembuhan yang luar biasa masih terjadi, walaupun banyak orang skeptis yang menolak kemungkinan akan adanya mujizat-mujizat kesembuhan ini.

* Yakobus 5:14-15
5:14 Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan.
5:15 Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni.



KESEMBUHAN

Kesembuhan dari Tuhan diraih dengan :

1. Percaya dan mengaku akan keselamatan

* Roma 10:10
Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.


2. Setuju dalam doa bersama dengan yang lain

* Matius 18:19
Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.


3. Imani setiap Firman Tuhan

* Yesaya 53:4-5
53:4 Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
53:5 Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.


4. Terima kesembuhan dalam iman

* Yakobus 5:14-16
5:14 Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan.
5:15 Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni.
5:16 Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.


5. Berdoalah dalam iman, dan percaya akan Firman Allah :

* Yakobus 1:6-8
1:6 Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.
1:7 Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.
1:8 Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.


6. Tetap dalam Tuhan, belajar dan bertumbuh

* Keluaran 15:26
15:26 firman-Nya: "Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit manapun, yang telah Kutimpakan kepada orang Mesir; sebab Aku Tuhanlah yang menyembuhkan engkau."



PENGHALANG KESEMBUHAN

1. Menyimpan kejahatan dalam hati

* Mazmur 66:18
Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar.


2. Keterlibatan dalam penyembahan berhala atau kegiatan okultisme

* Ulangan 18:10-13
18:10 Di antaramu janganlah didapati seorangpun yang mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api, ataupun seorang yang menjadi petenung, seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir,
18:11 seorang pemantera, ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati. 18:12 Sebab setiap orang yang melakukan hal-hal ini adalah kekejian bagi TUHAN, dan oleh karena kekejian-kekejian inilah TUHAN, Allahmu, menghalau mereka dari hadapanmu.
18:13 Haruslah engkau hidup dengan tidak bercela di hadapan TUHAN, Allahmu.


3. tidak memiliki kerinduan sepenuh hati untuk disembuhkan

(yakni menggunakan penyakitnya sebagai alasan yang melindungi) ragu-ragu, kecemasan, ketakutan, kepahitan, dan lain-lain. Penghalang-penghalang ini harus disingkirkan sehingga si sakit dapat memohon dengan iman dan percaya akan kuasa Allah untuk bertindak.

Bila seseorang disembuhkan, Allah dipermuliakan. Bila seseorang menderita dengan sabar dan tetap mengaku imannya dalam Allah, maka hal inipun akan mebawa kemuliaan bagi Allah.

-------------------------------------------------------------------

BAB XII.

KESULITAN EMOSIONAL DALAM KELUARGA


Dalam kehidupan berkeluarga tidak selalu ada tawa dan bahagia, namun ada juga kesulitan-kesulitan emosional diantaranya :


1. MARAH

Siapapun bisa marah, marah itu mudah. Tetapi, marah pada orang yang tepat, dengan kadar yang sesuai, pada waktu yang tepat, demi tujuan yang benar, dan dengan cara yang baik, bukanlah hal mudah.
(Aristoteles, The Nicomachean Ethics.)


Amarah dimanifestasikan ketika kita membiarkan diri kita terperangkap dalam tekanan-tekanan dari orang-orang atau keadaan dan mengatakan atau melakukan sesuatu yang melukai orang-orang lain. hal ini terjadi ketika kita membiarkan daging daging kita menguasai kita dan bukan Roh Kudus.

* Mazmur 37:8
Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan.

* Amsal 29:22
Si pemarah menimbulkan pertengkaran, dan orang yang lekas gusar, banyak pelanggarannya.

* Pengkhotbah 7:9
Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh.

* Efesus 4:31
Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.

* Kolose 3:8
Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.


Mengapa kita tidak boleh sering-sering marah? Karena marah dapat berekses terjadinya perpecahan atau kerusakan relasi yang akibatnya tidak dapat terpulihkan selama-lamanya. Bolehkah kita marah? Mari kita baca nasehat dari Paulus :

* Efesus 4:26-27
4:26 Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu
4:27 dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.



Dalam ayat tersebut diatas menyiratkan bahwa kita tidak boleh marah secara sembarangan, sebab kalimat dalam Efesus dilanjutkan dengan: "…, janganlah kamu berbuat dosa." Sehingga disini kita harus mengerti, dimana saat kita harus marah atau tidak. Disinilah paradoksnya, "Be anger, but do not sin"


KEMARAHAN YANG BERLATAR BELAKANG BAIK :

a. MARAH TERHADAP DOSA


Ketika kita marah terhadap dosa, maka itulah kemarahan yang benar. Alkitab memperigatkan dengan keras bahwa orang yang melihat dosa namun membiarkannya berkembang, maka orang tersebut adalah orang yang pro dengan dosa dan artinya ia menjadi orang yang lalim, dimana ia tahu kebenaran tetapi sengaja mengabaikan kebenaran. Ketika kita mendapati anak-anak kita melakukan perbuatan dosa, kita diperbolehkan barah. Marah yang sejati adalah marah terhadap dosa. Sebagai contoh Paulus adalah orang yang tidak pernah marah ketika dirinya dirugikan atau diperlakukan tidak benar, sekalipun ia difitnah, dilecehkan dan dihina tetapi ketika Injil dipalsukan, dalam Galatia 1 dikatakan bahkan ia sampai berkata terkutuk kepada siapa yang berani memalsukan Injil, tidak perduli sekalipun malaikat dari surga.

b. MARAH KARENA KASIH (anger of Love)

Marah yang keluar dengan didasari oleh cinta kasih, dan mendidik itu baik diterapkan oleh orang tua terhadap anak yang melakukan kesalahan. Ini akan bisa meluruskan kesalahan-kesalahan yang dibuat anak-anak kita. Allah itu sendiri adalah kasih (cinta) sehingga otomatis ekstensi cintanya keluar tetapi Tuhan yang mempunyai kasih yang dapat murka, atau murka yang keluar dari kasih. Bagaimana ketika kita marah, marah itu bukan menjadi pelampiasan emosi tetapi marah yang keluar dari emosi yang dimurnikan. Marah karena kita ingin mengajak anak-anak kita untuk mengerti kembali tentang kebenaran.

c. MARAH KARENA INGIN MENEGAKKAN KEBENARAN/ KEADILAN TUHAN (anger for righteousness).

Tuhanpun marah kalau keadilan diperlakukan secara tidak beres. Maka salah satu hak yang diberikan ialah adanya pengadilan dimana Tuhan menegakkan keadilan dan penjara karena demi menghukum semua tindak kejahatan. Kemarahan terhadap ketidakadilan dan pelecehan terhadap kebenaran kalau tidak muncul maka negara dan dunia akan kacau luar biasa. Murka atau kemarahan harus dijalankan dengan tepat sehingga kebenaran dapat ditegakkan dan keadilan dapat dinyatakan. Anger for righteousness adalah satu hal yang harus ditegakkan oleh orang Kristen.


MARAH YANG BURUK :


a. MARAH DENGAN EMOSI TAK TERKENDALI

Waktu emosi kita tidak terkendali maka kita harus marah pada diri sendiri karena saat itu kita sedang berbuat dosa. Tetapi yang terbaik adalah waktu kita marah karena luapan kasih yang menginginkan terbaik terjadi dalam diri seseorang. Cara marah seperti ini yang terbaik dapat kita lihat di dalam keluarga. Seorang yang mengasihi anaknya adalah seorang yang bukan tidak pernah marah kepada anaknya. Tetapi seringkali kita mendidik berdasarkan perasaan kita sehingga akhirnya anak tidak pernah mengerti cinta kasih yang sesungguhnya.


b. MARAH YANG BERKEPANJANGAN

Marah yang berlarut-larut tidaklah baik dalam ayat diatas tertulis "Janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu." Hal yang dimaksudkan disini, sebelum hari itu habis, padamkan amarahmu, jangan biarkan amarahmu membara terus. Ini merupakan prinsip bagaimana kita tidak boleh mengekstensi kemarahan secara tidak benar karena itu akan membuat kita jatuh dalam dosa.

Yang kedua dapat mengandung arti yaitu jangan biarkan seperti panas matahari yang membakar engkau sehingga akhirnya engkau mendidih dan meledak dan secara kualitatif menjadi satu kepanasan yang membara dalam hatimu. Jadi hati-hati kalau kita sedang marah dan saat itu merasa bahwa kemarahan itu mulai didorong dan mulai merebak seperti satu dendam maka itu bukan lagi kemarahan yang benar.

Marah yang dikeluarkan karena dendam atau panas hati adalah dosa dan kita harus cepat bertobat, meneduhkan hati karena saat itu kita sudah dikuasai oleh panas yang tidak terkontrol lagi. Alkitab berulangkali mengatakan bahwa orang yang tidak dapat mengendalikan kemarahannya akan dapat berbuat kejahatan yang lebih besar.

Kita tahu bagaimana menempatkan marah secara tepat. Karena kalau marah kita berakibat dosa maka hal itu akan mendatangkan kemarahan Tuhan sehingga kita akan menjadi objek murka Allah. Namun terhadap orang yang melakukan tindakan dosa kita berhak marah, sama seperti Tuhan marah terhadap dosa sehingga menjadikan kita peka terhadap dosa.


PENGAMPUNAN/ TELADAN YESUS

* Amsal 19:11
Akal budi membuat seseorang panjang sabar dan orang itu dipuji karena memaafkan pelanggaran.


Yesus telah memberi teladan yang luar biasa/sempurna ketika dia tergantung mati di atas salib di Kalvari. Dengan penilaian dunia, Dia berhak marah kepada mereka yang telah menyalibkan Dia di sana, tapi Dia mohon kepada Bapa untuk mengampuni mereka.

Bila Yesus pada pada saat kematian-Nya mampu untuk mengampuni, kalau demikian maka tidak ada pengecualian bagi kita untuk marah terhadap orang atau keadaan yang nampaknya tidak adil.

Kita diingatkan oleh Firman Allah betapa pentingnya pengampunan dalam hidup kita. Dalam Matius 6:14-15 kita diberitahu bahwa "Bapamu di Surga akan mengampuni kamu bila kamu mengampuni mengampuni mereka yang berdosa terhadapmu; tapi bila kamu menolak untuk mengampuni mereka, Dia tidak akan mengampuni kamu".

Ketahuilah bahwa amarah yang tak terkendali adalah dosa. "Ramahlah seorang terhadap yang lain, lemah lembut, saling mengampuni, sama seperti Allah telah mengampuni kamu"

Efesus 4:32
Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.


2. DEPRESI


Setiap orang bisa terkena penyakit ini. Depresi bagaikan "penyakit pilek dalam pikiran". Ia muncul baik dalam keadaan krisis maupun tidak. Depresi tidak pilih kasih. Depresi bisa menimpa anak balita sampai dengan orang tua jompo, orang kaya maupun orang miskin, orang hitam, maupun orang putih, orang Kristen maupun bukan Kristen. Depresi tak mengenal batas umur. Gangguan mental emosional ini bisa terjadi pada siapa saja, dari kelompok sosial mana saja, dan pada segala rentang usia.

Jika Anda sering merasa lelah meski baru bangun tidur, kehilangan nafsu makan, kehilangan semangat, sulit berkonsentrasi, mudah lupa, sering berpikir tentang kematian atau bunuh diri. Hati-hati, mungkin Anda sedang mengalami depresi. Dalam pengertian umum, depresi berarti gangguan dalam alam perasaan (mood).


a. FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA DEPRESI :

Kehilangan sesuatu, Kehilangan merupakan faktor utama yang mendasari depresi diantaranya :


Kehilangan abstrak: kehilangan harga diri, kasih sayang, harapan atau ambisi.
Kehilangan sesuatu yang konkrit: rumah, mobil, protet, orang atau bahkan binatang kesayangan.
Kehilangan hal yang bersifat khayal: tanpa fakta mungkin tapi ia merasa tidak disukai atau dipergunjingkan orang.
Kehilangan sesuatu yang belum tentu hilang: menunggu hasil tes kesehatan, menunggu hasil ujian, dll.

1. Depresi adalah reaksi lanjutan dari stress (kecemasan, kekawatiran dan ketegangan). 85% depresi ditimbulkan oleh stress dalam hidup.

2. Terlalu lelah atau capek. Karena terjadi pengurasan tenaga baik secara fisik maupun emosi.

3. Perubahan hormon estrogen pada wanita pada masa haid, kadang menimbulkan perubahan sikap menjadi ketus, judes, dan mudah marah.

4. Gangguan atau serangan dari kuasa kegelapan.

5. Reaksi terhadap obat.


b. SIKAP MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA YANG SEDANG DEPRESI:

Tunjukkan bahwa kita peduli. Ajaklah dia ke luar, atau menikmati hobi dan kesenangan untuk melupakan sejenak masalahnya. Dan saat itu kita bisa memberikan penghiburan dalam doa agar Tuhan memulihkannya.
Jangan bersikap sinis. Tetapi yakinkan bahwa penderita tetap dalam support kita yang tetap mencintainya.


c. AKIBAT DEPRESI :


1. JASMANI :
Insomnia, kurang nafsu makan, kehilangan berat badan, kurang nafsu dalam seks, keluhan-keluhan pada tubuh, kurang berenergi.


2. POLA PIKIR :

Kesulitan berkonsentrasi, daya ingat yang buruk, kesulitan dalam membuat keputusan, kritik diri yang berlebihan, pikiran untuk mati atau bunuh diri. Yang meliputi :

* FRUSTRASI
Ketika kita frustrasi, putus asa, apa yang kita rasakan? Tentunya ada rasa sedih yang dalam. Merasa diri kita jadi orang yang kalah. Malah kadang tidak bisa menerima keadaan, bisa gampang salah paham. Kalau pada keadaan normal, kita bisa menerimanya dengan lapang dada, kali ini mudah tersinggung berat.

* CURIGA
Curiga pada orang lain adalah bagian dari “negative thinking”.
Suka berprasangka buruk. Sikap demikian bisa memicu permusuhan. Karena kita salah mengartikan perbuatan orang lain.

* TERLALU DEFENSIF
Over defensif atau pertahanan diri yang berlebihan juga bisa merugikan diri sendiri.

* SINIS
Sinis memang sifat jelek. Pandangan sinis dan merendahkan tentu saja bisa memicu konflik permusuhan.


3. AKTIFITAS

Lambat dalam semua kegiatan, menarik diri dari kumpulan sosial, kemerosotan dalam pekerjaan, dan penampilan pribadi. Bahaya bunuh diri adalah sangat besar bagiorang yang depresi, begitu pula bahaya gangguan mental dan kejiwaan.


d. PENGOBATAN DEPRESI DARI DIRI SENDIRI


1. Datang kepada Tuhan

* Matius 11:28-30
11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
11:30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."



2. Tersenyumlah setiap pagi dan sapalah keluargamu.

Senyum akan menggerakkan otot-otot muka untuk memancing otak menimbulkan perasaan yang relevan. Senyuman akan membawa suasana kegirangan dalam rumah tangga.

* Mazmur 51:12-14
51-12 Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!
51-13Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
51-14Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela!



3. Syukurilah berkat-berkat Tuhan. Bahwa Allah memelihara kita dengan baik

* 1 Tesalonika 5:18
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.



4.Berpikirlah positif

Ini membuat hormon pemicu rasa gembira meningkat. Orang bahagia selalu berposisi tegak, bahkan melangkah lebih lebar dibanding yang tidak bahagia.

* Roma 8:28,31
8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
8:31 Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?



5. Bersikaplah Optimis

Seorang yang optimis akan lebih memfokuskan diri untuk memecahkan masalah-masalah. Seorang yang pesimis cenderung mengeluh.


6. Sapu Racun dalam Pikiran.

Pikiran pikiran negatif akan meracuni tubuh, mereka dapat meyebabkan perubahan-perubahan kimiawi tubuh yang dapat mengarah ke depresi dan mempengaruhi sistem imunisasi dan kesehatan anda.


7. Kembangkan Skill dan kemampuan kita.


8. Nikmati apa yang ada disekeliling kita dan hadapi apapun tantangan dengan reaksi dan sikap yang tepat. Isilah hidup kita dengan hal-hal yang kita sukai.


e. MENGHINDARI DEPRESI :

Tertawalah lepas 3 kali sehari kata para ahli, orang yang banyak tertawa jarang tertimpa penyakit depresi. Kegembiraan seseorang biasanya diekspresikan dengan tertawa. Ini memberikan efek positif dengan kesehatan jantung dan usus halusnya.

Jika tertawa, kita mengambil 6 kali oksigen lebih banyak daripada ketika melakukan percakapan. Tertawa juga merangasang respons relaksi dimana tekanan darah, tensi otot, detak jangtung semua ada dalam keadaan normal. Tertawa juga merangsang otak untuk memproduksi lebih banyak endolfin yakni hormon pembawa rasa aman.


* Filipi 4:4-13
4:4 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!
4:5 Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!
4:6 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
4:7 Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
4:8 Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
4:9 Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.
4:10 Aku sangat bersukacita dalam Tuhan, bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu bertumbuh kembali untuk aku. Memang selalu ada perhatianmu, tetapi tidak ada kesempatan bagimu.
4:11 Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.
4:12 Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan.
4:13 Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.



3. KECEMASAN, KEKHAWATIRAN & KETEGANGAN


MASALAH :


Tekanan mental atau kecemasan yang diakibatkan oleh kepedulian yang berlebihan akan masalah yang sedang dihadapi (nyata) ataupun yang dibayangkan mungkin terjadi (bayangan). Kecemasan akan mencengkeram kita bila kita membarkan kedagingan kita, yang adalah musuh Allah. Meyakinkan kita bahwa Allah tidak cukup besar untuk menolong kita dari masalah kita.


PANDANGAN ALKITAB :

Yesus memberitahu murid-murid-Nya untuk tidak khawatir hanya akan kebutuhan-kebutuhan pokok mereka, karena Allah, Bapa Sorgawi, mengetahui kebutuhan-kebutuhan mereka dan akan memenuhinya dengan sukacita. Dia hanya ingin agar kita memberi dia tempat yang utama dalam hidup kita (Matius 6:31-33). Kita harus membiarkan Allah mengambil semua kecemasan dan masalah kita; Dia selalu memperhatikan semua yang kita pedulikan (1 Petrus 5:7).

* Matius 6:31-33
6:31 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
6:32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

* Roma 8:31-32
8:31 Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?
8:32 Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?

* Filipi 4:6-9
4:6 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
4:7 Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
4:8 Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
4:9 Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.

* 1 Petrus 5:7
5:7 Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.

* Ibrani 13:5-6
13:5 Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."
13:6 Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: "Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?"



REFERENSI :

Kecemasan tidak akan menghasilkan yang baik, tetapi kepercayaan kepada Allah akan membawa perbaikan :

* Yosua 1:9
1:9 Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi."


Tuhan akan membebaskanmu dari segala kecemasanmu :


* Mazmur 34:3-5
34:3 Muliakanlah TUHAN bersama-sama dengan aku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya!
34:4 Aku telah mencari TUHAN, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku.
34:5Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu.



Mengapa cemas? Allah akan menolongmu :

* Mazmur 127:1-2
127:1 Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
127:2 Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah--sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.


Jiwa yang tidak senang berat rasanya dan butuh nasehat :

* Amsal 12:25
Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia.


Merasa cemas tidak membuat lebih baik, tetapi kepercayaan kepada Allah akan membawa perbaikan :

* Lukas 12:23-34 HAL KEKUATIRAN
12:23 Sebab hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian.
12:24 Perhatikanlah burung-burung gagak yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mempunyai gudang atau lumbung, namun demikian diberi makan oleh Allah. Betapa jauhnya kamu melebihi burung-burung itu!
12:25 Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta pada jalan hidupnya?
12:26 Jadi, jikalau kamu tidak sanggup membuat barang yang paling kecil, mengapa kamu kuatir akan hal-hal lain?
12:27 Perhatikanlah bunga bakung, yang tidak memintal dan tidak menenun, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
12:28 Jadi, jika rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api demikian didandani Allah, terlebih lagi kamu, hai orang yang kurang percaya!
12:29 Jadi, janganlah kamu mempersoalkan apa yang akan kamu makan atau apa yang akan kamu minum dan janganlah cemas hatimu.
12:30 Semua itu dicari bangsa-bangsa di dunia yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu tahu, bahwa kamu memang memerlukan semuanya itu.
12:31 Tetapi carilah Kerajaan-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan juga kepadamu.
12:32 Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu.
12:33 Juallah segala milikmu dan berikanlah sedekah! Buatlah bagimu pundi-pundi yang tidak dapat menjadi tua, suatu harta di sorga yang tidak akan habis, yang tidak dapat didekati pencuri dan yang tidak dirusakkan ngengat.
12:34 Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada."
Bila tergoda untuk merasa cemas, Allah akan membantu untuk menolaknya :


* 1 Korintus 10:13
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.



Masalahmu bukanlah merupakan akhir dunia, tetapi merupakan permulaan dari berkat Allah :

* Yakobus 1:2-5
1:2 Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan,
1:3 sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.
1:4 Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.
1:5 Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya.



PENYELESAIAN :

Depresi yang diakibatkan oleh kecemasan adalah dosa yang harus diakui. Kita bisa temukan di 1 Yohanes 1:9. Allah menuntut kita agar kita setuju dengan-Nya bila Dia mengatakan kepada kita bahwa kita tidak perlu cemas dan kecemasan adalah dosa terhadap-Nya. Penyangkalan bahwa kecemasan bukanlah dosa, sama saja artinya kita mebodohi diri kita sendiri dan menganggap Allah seorang pembohong. Bila kita mengakui dosa-dosa kita, Allah akan mengampuni dan membersihkan kita dari semua pelanggaran dalam hidup kita (1 Yoh 1:8-10).

* 1 Yohanes 1:8-10
1:8 Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.
1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
1:10 Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.


Kecemasan adalah keterbatasan iman yang harus ditingkatkan. Bila kita cemas, kita menghina Allah, karena sama saja dengan mengatakan, "Allah, Engkau tidak cukup besar untuk menangani masalah ini dalam hidupku". Beberapa kali Yesus berkata, "Hai kamu orang kurang percaya!" Dia pasti merasa terhina dan merasa karena umat Tuhan yang sepertinta sangat mengenal Tuhan, tetap cemas akan masalah-masalah yang bagi Tuhan itu sangat mudah untuk mengatasinya.

Jangan terus berdosa dalam ketidakpercayaan ini. Gantikan kecemasan dengan iman yang bertumbuh. Beginilah caranya: Iman datang dari pendengaran akan Firman Allah. Ketika kita membaca bacaan tentang apa yang telah dilakukan Yesus bagi mereka yang membutuhkan kamu akan merasa lebih mudah mempercayaiNya dalam masalah yang sedang kamu hadapi.

Kecemasan adalah kebiasaan yang harus diubah. Sama seperti kebiasaan buruk lainnya. Kebiasaan buruk haruslah digantikan dengan kebiasaan yang baik.


4. OVER PROTECTION


Sikap over-protection antara orang-tua terhadap anak, atau suami kepada istri dan sebaliknya, diakibatkan oleh perasaan cinta yang tidak terkendali. Sikap ini bisa juga timbul atas “ketidak-percayaan” terhadap kemampuan seseorang.

Allah adalah kasih, tetapi sifat kasihNya tidak over-protection. Sehingga Allah memberikan kepada manusia suatu “Hak berkehendak” atau “Free Will”. Hak ini diberikan kepada manusia karena Allah tidak pernah menempatkan manusia hanya sebagai boneka, melainkan “rekan-sekerja”. Allah suka melibatkan manusia dalam pekerjaanNya. Karena Allah mau mempunyai hubungan dengan manusia.

Allah memberikan karunia kepada manusia untuk mempunyai dua kemampuan yaitu pengertian dan kehendak. Pengertian untuk membedakan mana yang harus diterima dan yang harus ditolak. Sedangkah kehendak membuat keputusan dan mengikuti apa yang oleh rasio dinyatakan sebagai hal yang baik dan menolak apa yang tercela. Allah telah memperlengkapi jiwa manusia dengan akal budi sehingga ia dapat membedakan antara yang benar dan jahat dan untuk menemukan dengan terang akal budinya apa yang harus dilakukan dan yang harus dihindari. Dan kehendaknya bertugas untuk membuat pilihan. Dengan demikian Allah sangat menghargai manusia dengan menjadikannya makhluk yang sempurna. Makhluk yang rasional.

Tentunya sikap inipun haruslah kita terapkan pada orang-orang yang kita kasihi. Biarkan anak-anak kita berkehendak bebas, tidak terlalu dikekang (dalam artian mereka tetap dalam perhatian, jika mereka melakukan kesalahan, kita harus cepat-cepat meluruskannya). Karena seperti juga kita ketahui bahwa kejatuhan manusia di taman eden adalah akibat dari “free-will” yang ada dalam manusia.


5. LIDAH TAK TERKENDALI

Penguasaan diri adalah salah satu dari buah Roh (Galatia 6:22-23). Demikian juga dalam berkata-kata hendaknya kita selalu menguasai diri. Sebagai orang tua sangatlah baik untuk menasehati anak-anak kita, ini berguna sebagai pembekalan mereka menjadi manusia yang utuh pada masa-masa selanjutnya. Tetapi semuanya dilakukan dengan tetap membuat anak-anak kita nyaman dalam menerima setiap nasehat. Seringkali orang-tua dianggap terlalu cerewet, selalu melarang ini dan itu. Bahkah banyak sekali orang tua yang sembarangan bicara buruk kepada anak-anak.


Orang-tua adalah figur utama pendidikan di rumah. Berikan kenyamanan kepada anak-anak kita saat kita memberikan nasehat, yakinkan bahwa mereka tetap merasa dicintai ketika kita memberikan tegoran dan nasehat.


Tutur kata yang terbaik adalah tutur kata yang lembut :

* Amsal 15:1-7,23-28
15:1 Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah.
15:2 Lidah orang bijak mengeluarkan pengetahuan, tetapi mulut orang bebal mencurahkan kebodohan.
15:3 Mata TUHAN ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik.
15:4 Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati.
15:5 Orang bodoh menolak didikan ayahnya, tetapi siapa mengindahkan teguran adalah bijak.
15:6 Di rumah orang benar ada banyak harta benda, tetapi penghasilan orang fasik membawa kerusakan.
15:7 Bibir orang bijak menaburkan pengetahuan, tetapi hati orang bebal tidak jujur.
15:23 Seseorang bersukacita karena jawaban yang diberikannya, dan alangkah baiknya perkataan yang tepat pada waktunya!
15:24 Jalan kehidupan orang berakal budi menuju ke atas, supaya ia menjauhi dunia orang mati di bawah.
15:25 Rumah orang congkak dirombak TUHAN, tetapi batas tanah seorang janda dijadikan-Nya tetap.
15:26 Rancangan orang jahat adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi perkataan yang ramah itu suci.
15:27 Siapa loba akan keuntungan gelap, mengacaukan rumah tangganya, tetapi siapa membenci suap akan hidup.
15:28 Hati orang benar menimbang-nimbang jawabannya, tetapi mulut orang fasik mencurahkan hal-hal yang jahat.



Jangan pernah mengutuki anak sendiri dengan perkataan “kamu bodoh”, “kamu tidak berguna”, “dasar anak bandel” dst. Ingatlah sebagai anak Tuhan kita diberi “kuasa” di mulut kita. Apa yang kita katakan bisa terjadi. Hendaklah perkataan “berkat” yang senantiasa meluncur dari mulut kita.

* Yakobus 3 :9-10
3:9 Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah,
3:10 dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.


Apabila kita pernah melecehkan anak-anak kita dengan kata-kata buruk, mintalah maaf kepada anakmu. Tidak ada salahnya meminta maaf, itu akan membangkitkan semangatnya lagi. Ini juga mendidiknya bahwa meminta maaf itu baik untuk membina hubungan. Rasakanlah bahwa kata-kata indah itu seperti magic yang bisa membangkitkan semangat, rasa cinta dan hal-hal positif lainnya.

Ada 3 magic-words yang harus diajarkan kepada anak-anak sejak dini ; “Tolong (please), Maaf, dan Terima-kasih”, ajari mereka senantiasa berbicara ramah dan lembut dan sopan.

* Amsal 15:4
Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati.

------------------------------------------------------

BAB XIII.
FORGIVE & FORGET




1. MENGAMPUNI

Kita semua pernah jengkel dan tidak sanggup memberikan pengampunan, bahkan kepada anggota keluarga kita sekalipun. Saya pernah marah kepada seseorang, dan itu membuat saya menderita, sampai pada suatu saat saya sadar dan berdoa “Tuhan, ambillah marahku ini, saya tidak ingin marah dan saya mau kedamaian. Tuhan, bantu saya untuk bisa mengampuninya” segera setelah itu Tuhan memberikan kelepasan, dan perasaan saya sungguh “rela” mengampuni orang yang pernah melakukan kesalahan terhadap saya itu. Sederhana sekali bukan?! Alkitab mengajarkan bagaimana kita harus mengampuni. Kita harus mengampuni sebagaimana Allah telah mengampuni kita

* Efesus 4:32
Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.


Alkitab mengatakan bahwa Yesus akan menolong kita untuk mengampuni. Mungkin ada kasus-kasus yang sulit bagi kita untuk memberikan pengampunan dan percayalah Yesus akan menolong kita untuk mengampuni sebagaimana seharusnya kita melakukan :

* Filipi 4:13
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.


Marah, dendam dan perasaan tidak bisa mengampuni itu sungguh menguras tenaga, bahkan bisa mengganggu kesehatan. Bisakah dibayangkan kerugiannnya, mengapa kita buang-buang waktu untuk memelihara perasaan ini. Apalagi perasaan marah ini kita tujukan kepada orang-orang yang seharusnya kita cintai, misalnya kepada anggota keluarga kita.
Prinsip pengampunan adalah : Mengasihi Tuhan dengan hatimu, pikiran, jiwa, kekuatan, dan mengasihi orang lain seperti dirimu sendiri adalah pengalaman di ampuni dan telah mengampuni orang lain juga. (Lihat Doa bapa Kami, Matius 6:12).


Tuhan sudah memberikan contoh pengampunan luar biasa :

* Mazmur 103:10-12
103:10 Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita,
103:11 tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia;
103:12 sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita.

* Yesaya 43:25
Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu.

* Matius 6:14
Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.

* Yohanes 20:22-23
20:22 Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus.
20:23 Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada."


Selayaknya kita bersyukur bahwa Allah dengan segera mengampuni dosa kita apabila kita mohon pada-Nya. Walaupun kita tidak layak menerima pengampunan-Nya itu, Dia mengampuni kita dengan kemurahan dan dengan kasih-Nya yang besar. Dan Dia telah berjanji bahwa Dia tidak akan mengingat dosa kita lagi setelah Dia mengampuni kita. Maka refleksikanlah sikap Allah ini ketika kita menghadapi orang-orang yangmenyakiti kita.

Apabila kita mengampuni orang lain sebagaimana Allah telah mengampuni kita, kita akan melakukannya dengan segera. Juga kita akan melakukannya dengan kasih dan kemurahan. Dan kita akan mengampuni semua kesalahan mereka. Pengampunan yang sejati berarti kita akan berusaha untuk melupakan segala perbuatan orang lain terhadap diri kita.

Kita harus mengampuni sesering orang memohon pengampunan kepada kita. Agaknya ada orang yang sering sekali memerlukan pengampunan, namun pikirkanlah betapa sering kita memerlukan pengampunan Allah juga. Pada suatu hari Petrus bertanya kepada Yesus, berapa kali kita harus mengampuni orang yang bersalah pada kita? Yesus menjawab bahwa kita harus mengampuni sebanyak yang diperlukan walaupun itu sebanyak 70 kali 7 kali! Wow!, artinya terus menerus tidak ada habisnya
Ada baiknya setiap hari kita me-review sendiri perasaan kita “apakah hari ini aku marah kepada seseorang? Dan sudahkah aku mengampuninya?”. Kita adalah makhluk sosial yang membutuhkan kehadirang orang lain, kita butuh mengasihi dan dikasihi. Dalam keluarga kita menjadi sebuah team yang saling membutuhkan kehadiran satu dengan yang lain, jika perasaan ini ada, maka ada “cinta dan kasih” dalam keluarga itu.
Ada lagu yang sangat bagus dinyanyikan oleh Barbra Streisand “People who need people are the luckiest people in the world”:

People,
People who need people
Are the luckiest people in the world
Where children needing other children
And yet letting our grown-up pride
Hide all the need inside
Acting more like children than children

Lovers
Are very special people
They're the luckiest people in the world
With one person,
One very special person
A feeling deep in your soul
Says you are half now you're whole
No more hunger and thirst
But first be a person who needs people
People, People who need people
Are the luckiest people in the world.

With one person
One very special person
A feeling deep in your soul
Says you are half now you're whole
No more hunger and thirst
But first be a person who needs people
People, People who need people
Are the luckiest people in the world.



2. BALAS DENDAM :

Balas dendam adalah pembalasan atas perlakuan buruk atau kekejaman. Hal ini muncul sebagai dorongan naluri yang lumrah dari manusia untuk untuk berbuat sama terhadap orang kita yakini telah melukai/ menyakiti kita. Dalam perjanjian lama prinsip ajaran "mata ganti mata" dan "gigi ganti gigi" bukanlah merupakan semacam karcis masuk (ticket) untuk balas dendam, tetapi adalah batasan legal untuk mencegah orang untuk balas dendam lebih lanjut/jauh.

Dalam perjanjian baru menekankan bahwa orang-orang Kristen yang telah mengalami pengampunan tanpa pamrih dan kasih Allah. Kita tidak seharusnya melakukan balas dendam. Kejahatan harus dikalahkan dengan kebaikan, pengampunan untuk menyembuhkan hubungan-hubungan yang telah putus, dan musuh-musuh adalah untuk dikasihi. Tingkah laku yang penuh kasih itu mengikuti teladan Kristus dan menunjukan kepada dunia kehidupan yang diperbaharui di dalam Kristus (Matius 5:38-48).

* Efesus 4:31
Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.
Melakukan perbuatan balas dendam terhadap orang yang seharusnya kita kasihi dalam keluarga tidak dianjurkan :

* Efesus 5:2
dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.


Melakukan rekonsiliasi Kasih adalah lebih baik daripada melakukan balas dendam Misalnya kita menyusun rencana yang spesifik; Contohnya bisa dengan menulis sebuah surat, minta maaf secara pribadi, berbicara melalui telepon, atau berbuat kasih sebagai ganti balas dendam. Ini berlaku bagi semua kasus yang melibatkan suami dan isteri, atau antara orang tua dan anak, saudara dengan saudara.
Pembalasan adalah milik Allah, kita tidak dianjurkan untuk melakukan perbuatan “balas-dendam” :

* Ibrani 10:30
Sebab kita mengenal Dia yang berkata: "Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan." Dan lagi: "Tuhan akan menghakimi umat-Nya."



3. KEMAMPUAN MENGAMPUNI :

Peganglah prinsip ini : "Since we all need forgiveness, we should always be forgiving" Yesus dengan jelas mengajar, kalau kita tidak bisa mengampuni orang lain, maka Allah juga tidak bisa mengampuni kita. Kalau kita tidak bisa mengampuni orang yang menyakiti kita, Allah juga tidak akan mau mengampuni kita.

* Markus 11:25-26
11:25 Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu."
11:26 (Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.)


Ada contoh bagus dari kisah Ayub, yang mungkin menyakiti Ayub atau meninggalkan Ayub saat dia jatuh miskin dan penyakitan :

* Ayub 42:10
Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu


Apakah anda pernah mengampuni orang yang menyakitimu? Ikuti teladan Yesus. Dan engkau tidak akan salah langkah, apapun yang anda lakukan.

* Lukas 23:34
Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya



4. MELUPAKAN

Allah telah memberikan teladan bagi kita, bahwa Allah “melupakan” kesalahan dan pelanggaran kita. Sehingga kita orang berdosa ini mendapat anugerah keselamatan dan kehidupan yang kekal dan mendapat sebutan anak-anak Allah :

* Ibrani 8:12
Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka."


Ketidak-mampuan seorang melupakan masalah yang dialami, seringkali memberikan porsi besar dalam kekacauan rumah tangga. Ada kisah yang baik dalam perumpamaan “Anak yang Hilang” (Lukas 15:11-32) diceritakan suka-cita yang dialami seorang Bapa mendapatkan anaknya kembali pulang, telah mampu “melupakan” segala kesalahan yang telah dibuat oleh si anak bungsu tadi. Kembalinya “seorang anak yang hilang” mampu membuat suka cita karena ada kemampuan dari seorang Bapa untuk “melupakan kesalahan”.

Saya sering mendengar keluhan para bapak yang mengatakan “women never forget” maksudnya istri-istri mereka sering mengungkit masalah-masalah yang telah lalu, sepertinya ini bertentangan dengan apa yang ditulis Rasul Paulus di dalam 1 Korintus 13:4-8 mengenai kasih. “Kasih itu sabar...tidak pemarah...mengharapkan segala sesuatu, menanggung segala sesuatu.”

Apa yang berlaku di dunia adalah “you’re forgiven but not forgotten”, seberapa banyak dari kita sering mengatakan “ok, aku maafkan kamu” tetapi tetap saja kita ini menyimpan “dendam”, karena ketidak mampuan kita untuk “melupakan”.

* Mazmur 103:1-20 PUJILAH TUHAN, HAI JIWAKU
103:1 Dari Daud. Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!
103:2 Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!
103:3 Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu,
103:4 Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat,
103:5 Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali.
103:6 TUHAN menjalankan keadilan dan hukum bagi segala orang yang diperas.
103:7 Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, perbuatan-perbuatan-kepada orang Israel.
103:8 TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia.
103:9 Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam.
103:10 Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita,
103:11 tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia;
103:12 sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita.
103:13 Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.
103:14 Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu.
103:15 Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga;
103:16 apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi.
103:17 Tetapi kasih setia TUHAN dari selama-lamanya sampai selama-lamanya atas orang-orang yang takut akan Dia, dan keadilan-Nya bagi anak cucu,
103:18 bagi orang-orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan yang ingat untuk melakukan titah-Nya.
103:19 TUHAN sudah menegakkan takhta-Nya di sorga dan kerajaan-Nya berkuasa atas segala sesuatu.
103:20 Pujilah TUHAN, hai malaikat-malaikat-Nya, hai pahlawan-pahlawan perkasa yang melaksanakan firman-Nya dengan mendengarkan suara firman-Nya


----------------------------------------------------------

BAB XIV.
KASIH DAN DAMAI SEJAHTERA



Harus ada 2 unsur utama dalam setiap keluarga yaitu Kasih dan Damai Sejahtera, dan haruslah hal-hal ini menjadi dasar pikiran dan perilaku kita dalam hidup berkeluarga :


1. KASIH

Kasih sangat penting dalam setiap hubungan, tetapi banyak yang kekurangan kasih yang Allah perintahkan. Kita semua membutuhkan pertumbuhan didalam kasih kita untuk Allah dan semua orang. Allah memberi perintah kepada kita untuk mengasihiNya dan mengasihi sesama manusia (Lukas 10:25-37). Pada dasarnya, bila kita tidak mengasihi sesama, adalah nyata kita tidak mengasihi Allah (1 Yohanes 3: 10, 11, 18, 19)

* Markus 12:29-31
12:29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel,
Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
12:30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
12:31 Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."

* 1 Yohanes 4:19-21
4:19 Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.
4:20 Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.
4:21 Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.


Kita harus mengasihi setiap anggota keluarga kita dan semua manusia tanpa kecuali. Alkitab mengajarkan bahwa kita harus mengasihi semua orang termasuk pasangan kita (Efesus 5: 25; Titus 2:4), tetangga (Lukas 10: 27-37), orang Kristen lain (1 Petrus 2: 17), dan juga musuh-musuh (Matius 5 : 43).

Kasih kita harus bersifat praktis. Jika kita mengasihi Allah, kita akan mematuhi Dia, jika kita mengasihi sesama, kita harus bertindak demikian, dan menunjukkannya dalam bentuk nyata. Banyak orang kristen telah mengadopsi pandangan yang tidak alkitabiah tentang kasih. Kita harus paham tentang ajaran Alkitab mengenai kasih dan benar-benar yakin bahwa itu benar, kemudian mempraktekkan sebagai tindakan yang patuh. Allah memberi contoh ketika Dia menunjukkan kasihNya pada waktu kita tidak layak untuk dikasihi :

* Roma 5:6-8
5:6 Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah.
5:7 Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar--tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati--.
5:8 Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.


Tunjukkan kasih juga kepada mereka yang pernah menyakitimu, mungkin ada anggota keluarga kita yang yang kita pikir tidak layak menerimanya; Bersukacita dari kasih Allah akan memenuhi hati kita berdoa dan patuh kepada Allah.


2. DAMAI SEJAHTERA

Kita tidak hanya mempunyai Juru Selamat, melainkan juga Seorang Juru Damai yang mengajarkan prinsip-prinsip kasih. Tanpa Kedamaian banyak orang akan menderita gejolak batin yang mengakibatkan ketegangan, tingkah laku yang menjengkelkan, insomnia, keletihan.

Damai yang sejahtera, adalah kedamaian yang dibarengi dengan rasa aman, dan kecukupan kebutuhan fisik dan rohani kita.


SUMBER DAMAI ADALAH ALLAH SENDIRI :


1. Allah adalah satu-satunya yang memberi damai


* Yesaya 26:3
Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya.



2. Yesus adalah Raja Damai

* Yesaya 9:6
Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.



3. Yesus memberitahukan kepada murid-muridNya bahwa Ia akan memberi mereka damai.

* Yohanes 14:27
Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.



4. Apabila Roh Kudus mengendalikan hidup kita, Dia akan menghasilkan damai dalam diri kita (Galatia 15:22)

* Galatia 5:22-23
5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.



LANGKAH-LANGKAH MENUJU DAMAI SEJAHTERA

1. Dibenarkan dalam Allah. Orang yang menaruh imannya dalam Yesus Kristus dia dibenarkan dalam Allah dan akan, untuk pertama kalinya, memiliki damai sejati

* Roma 5:1
5:1 Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.



2. Biarkan damai Kristus selalu ada dalam hatimu. Damai dihati datang dari Kristus. Jadi jika kita menempatkan Kristus pada tempat yang utama dalam kehidupan kita dan hidup sesuai yang diinginkanNya, Dia akan memberikan kepada kita damai di hati dan kecukupan bagi setiap kebutuhan kita. Sebagai anggota tubuh Kristus, inilah tanggung jawab kita dan keuntungan kita.

* Kolose 3:15
Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.

* Matius 6:33
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.



3. Teguhkan pikiranmu pada Tuhan dan apa yang baik. Mereka yang percaya kepada Tuhan dan mengarahkan pikiran kepada Dia akan mendapat damai yang sempurna. Dan Allah sumber damai berjanji akan mnyertai mereka yang selalu memikirkan apa yang setia, baik, dan benar dan akan hal-hal itu mereka dapat memuji Allah.

* Filipi 4:8-9
4:8 Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
4:9 Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu.
Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.